Mohon tunggu...
Jonathan Situmorang
Jonathan Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Hukum tidak bisa menyelamatkan mereka yang menyangkalnya tetapi hukum juga tidak bisa melayani siapa pun yang tidak menggunakannya. Sejarah ketidakadilan dan ketidaksetaraan adalah sejarah tidak digunakannya hukum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Politik Lain di Mulut Lain di Hati

2 Februari 2024   12:12 Diperbarui: 2 Februari 2024   12:14 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di mulutnya melodi manis tercipta,
Janji-janji indah, kata-kata terjaga,
Namun di hatinya, permainan gelap terukir,
Lain di mulut, lain di hati yang tersembunyi.

Detik demi detik berlalu tanpa bentuk,
Janji yang hancur, cerita yang berubah,
Drama politik tancapkan kukunya,
Sindiran tersembunyi dalam senyumannya.

Pintarnya memainkan peran di panggung,
Sandiwara hidup, tipu daya tersembunyi,
Lirik politik bermain dalam iramanya,
Dalam sekejap, rahasia terekam dalam kata-kata.

Tersenyumlah, wahai aktor politik,
Sindiran menyelinap dalam pelukan kata,
Janji-janji palsu melambai dalam sorot mata,
Lain di mulut, tersembunyi di balik panggung dramamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun