Mohon tunggu...
Jonathan Mahat
Jonathan Mahat Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

nama Jonatan saya berusia 15 tahun saya berasal dari Kalimantan tengah,hobi saya bermain bola sepak dan bola voli

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persahabatan

25 November 2024   23:58 Diperbarui: 26 November 2024   00:11 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Persahabatan

Pada suatu sore di sekolah,Jona dan Rio sedang duduk di bangku taman sekolah, menikmati angin sore yang sejuk. Mereka sudah berteman sejak kecil, meskipun sifat mereka sangat berbeda. Jona, yang sifatnya sering  tersenyum dan sering tertawa.

Pada Hari itu, Jona  terlihat sedikit murung.Rio yang sudah mengenal sahabatnya sejak lama dan  segera bertanya kepada sahabatnya itu. "Kamu kenapa jon? Ada masalah?"

Jona pun menghela napas, "huftt Aku.. aku merasa nggak cukup baik, Rio. Semua teman-teman sepertinya lebih pintar, lebih cepat. Aku selalu merasa tertinggal dari mereka."

Rio menatap Jona dengan serius, lalu menepuk pundak Jona. "Jona, setiap orang punya kecepatan masing-masing. Tidak perlu membandingkan dirimu dengan orang lain. Langkah kecil pun tetap membawa kita menuju tujuan."

Jona mengangkat wajahnya, dan sedikit bingung. "Tapi aku merasa aku sudah berusaha sekeras mungkin, Rio."

Rio tersenyum. "Aku tahu. Tapi kadang kita lupa kalau perjalanan itu bukan soal seberapa cepat kita sampai, tapi bagaimana kita terus melangkah. Ingat nggak waktu kecil dulu kita selalu berjalan berdua, meski kadang kamu lebih cepat, aku nggak pernah meninggalkanmu. Kita berjalan bersama."

Jona terdiam, merenungkan kata-kata Rio. Perlahan, ia merasa sedikit lebih baik dan sadar. Rio memang selalu bisa membuatnya merasa diterima, tidak peduli apapun yang terjadi.

"Terima kasih, Rio," kata Jona dengan suara yang pelan, tapi penuh rasa syukur.

Rio tersenyum kecil. "Kapan pun kamu merasa lelah, aku akan tetap ada untuk menemanimu. Kita tidak pernah benar-benar sendirian, kan?"

Jona mengangguk dan merangkul rio sambil memandang langit , dan untuk pertama kalinya hari itu, senyum kecil muncul di wajahnya. Mereka berdua kembali duduk dengan tenang, menikmati angin di sore itu, dan tahu bahwa persahabatan mereka merupakan langkah kecil yang selalu membuat perjalanan hidup terasa lebih ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun