Kalo makan, sendoknya juga dimakan. Pernahkah kamu mencoba makan sendok yang terbuat dari coklat? Betul sekali, sekarang ada sendok terbuat dari coklat. Sendok ini berasa manis dan sangatlah sedap. Sendok ini juga menjadi salah satu cara menyelesaikan masalah besar di Indonesia. Masalah tersebut adalah jumlah sampah plastik alat makan yang berlebihan.
Berikut adalah data-data yang akan diperlukan. Indonesia berada pada peringkat kedua ranking berdasarkan jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Menurut kompas, Indonesia menghasilkan sebanyak 12,54 juta ton sampah plastik di tahun 2022. Sebagian besar dari sampah plastik yang dihasilkan adalah sampah plastik alat makan. Alat makan meliputi sendok, garpu, pisau, piring, botol, dan lain-lain. Menurut prima plastindo, alat makan mencakup hingga 50% sampah plastik Indonesia. Menurut goodstats.id, Indonesia memiliki populasi sebanyak 279.072.446 jiwa di tahun 2024 (ranking keempat di dunia).
Saya mengajak anda melakukan sedikit perhitungan bersama saya dengan data-data di paragraf sebelumnya. Dari 12.540.000 ton sampah plastik, ada sekitar 6.270.000 ton sampah plastik makanan per bulan yang dihasilkan Indonesia. Jika ada 6.270.000 ton sampah plastik per tahun, berarti ada sekitar 522.500 ton sampah plastik alat makan per bulan dan 17.416 ton sampah plastik alat makan per hari. 17.416 ton sama dengan 17.416.000 kg. Hal ini menunjukan rata-rata setiap orang memproduksi 0,00006 kg atau 0,06 gram sampah plastik alat makan setiap hari.
Penyebab jumlah sampah plastik alat makan adalah penggunaan sampah plastik alat makan sekali pakai yang berlebihan. Lihat saja di sekitarmu. Banyak restoran (seperti McDonalds dan Burger King) dan warung menggunakan piring serta gelas plastik. Kadang-kadang ada juga yang menggunakan sendok dan garpu plastik. Tambahkan hal ini dengan jumlah penduduk Indonesia (negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4). Hasilnya adalah sampah plastik alat makan yang berlebihan.
Sampah plastik alat makan yang berlebihan menyebabkan banyak hal negatif. Pertama adalah mencemari lingkungan. Lingkungan sekitar kita menjadi kotor dan bau. Lihat saja, sungai-sungai di Jakarta seperti sungai Ciliwung yang berwarna coklat dan berbau busuk. Kedua adalah mencemari makhluk hidup di sekitar sampah-sampah plastik alat makan. Pikirkan saja, ikan-ikan di sungai Ciliwung memakan sampah plastik karena  sungai ciliwung penuh dengan sampah dan tubuh mereka malah teracuni. Ketiga adalah merugikan manusia. Bayangkan saja, manusia memerlukan air untuk hal-hal seperti mandi dan mencuci pakaian dalam kehidupan sehari-hari. Jika airnya tercemar, manusia tidak dapat menggunakan air tersebut dan kebutuhannya tidak terpenuhi.
Solusi yang sudah mulai dilakukan oleh penduduk Indonesia untuk mengurangi sampah plastik alat makan adalah mengurangi penggunaan sampah plastik yang sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini harus terus dijalankan. Tapi, menurut saya solusi seperti ini belum cukup. Ada solusi lain yang saya buat.
Solusi yang dapat saya tawarkan adalah membuat alat makan yang ramah lingkungan dan dapat dimakan (rasanya sangat enak). Saya sudah mencoba membuat sendok dari coklat dan hasilnya cukup memuaskan. Harga membuat sendoknya juga sangat murah. Jika anda ingin lebih mengetahui tentan sendok ini, datanglah ke Kolese Kanisius Jakarta (Jalan Menteng Raya 64, Jakarta Pusat) pada tanggal 3 Mei 2024. Selain saya, ada juga evoware. Evoware adalah sebuah perusahaan yang membuat alat makan (sendok, garpu, piring, dan gelas) dari bahan makanan (seperti agar-agar). Kedua solusi ini akan menurunkan jumlah sampah plastik alat makan di Indonesia dan perlu dilakukan oleh masyrakat.
Sumber-sumber:
https://primaplastindo.co.id/2024/01/10/sejarah-alat-makan-plastik/
https://kabarbaik.co/evoware-gelas-yang-bisa-dimakan-produk-indonesia-yang-mendunia/