Bukan rahasia lagi jika sekarang teknologi sudah maju, berkembang pesat, modernisasi di mana-mana. Kita tidak bisa mengelak jika dampak dari globalisasi yang ada ini memiliki dampak yang paling besar kepada teknologi komunikasi dan informasi, entah baik maupun buruk.Â
Ancaman siber, merupakan dampak buruk dari adanya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang sudah tidak asing di telinga kita saat ini di mana aktivitas ini merupakan aktivitas illegal dengan menggunakan perangkat dan pengetahuan komputer untuk kepentingan sepihak bagi yang melakukannya.Â
Contoh dari ancaman siber sendiri adalah phising dan social engineering di mana korbannya diarahkan untuk memberi informasi pribadi dan sensitifnya secara tidak sadar maupun sadar, serangan malware, dan lain sebagainya.
Pada tahun 2021, BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) mencatat bahwa ada kurang lebih 1,6 miliar kejadian serangan siber yang terjadi dalam setahun. Hal ini tentu menjadi perhatian kita bahwa tingkat kesadaran masyarakat terhadap serangan siber masih sangat rendah.Â
Dalam buku Navigating New Cyber Risks, Ganna Pogrebna dan Mark Skilton menuliskan bahwa terdapat hal-hal yang membuat kita salah persepsi mengenai ancaman siber sehingga kita tidak menyadari atau bahkan mengacuhkannya.Â
Kita menganggap bahwa diri kita sendiri ini terlalu tidak penting untuk dijadikan sasaran ancaman siber. Dari sekian banyak orang, kita merasa jika kita terlalu tidak mungkin juga untuk menjadi sasaran ancaman siber.Â
Kita juga merasa sudah aman karena ada teknologi yang melindungi kita dari ancaman tersebut dan kita merasa bahwa kita sudah berhati-hati ketika kita menjelajah dunia maya padahal apapun bisa terjadi bahkan ketika kita sudah sangat berhati-hati sekalipun.Â
Masih banyak persepsi-persepsi salah yang timbul di pikiran masyarakat mengenai ancaman siber ini.
Hal-hal seperti ini tentu tidak bisa dibiarkan dan tentu akan memberi dampak buruk ke depannya. Literasi digital dan pemahaman akan dunia siber harus ditingkatkan secara terus menerus dan harus bisa menjadi fokus dunia dan pemerintah agar masyarakat siap menghadapi masa yang akan datang di mana semuanya akan penuh oleh teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.Â
Dengan demikian, ancaman siber dapat lebih cepat disadari dan tentunya menekan angka korban ancaman siber yang ada.