Mengetahui hal ini, ada beberapa solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi keprihatinan kesehatan masyarakat Indonesia yang disebabkan makanan cepat saji. Solusi pertama ditujukan untuk pemerintahan. Menteri kesehatan secara spesifik perlu lebih gencar dalam mempersuasi masyarakat untuk menjaga kesehatan tubuh.Â
Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak tokoh-tokoh yang berpengaruh di masyarakat untuk menyuarakan urgensi dan cara menjaga kesehatan tubuh. Pendekatan ini bisa dijadikan solusi karena kecenderungan masyarakat yang suka meniru tokoh-tokoh yang disukai. Jika tokoh tersebut melakukan suatu hal yang di mata publik bersifat baik, maka masyarakat akan cenderung mengikuti.
 Hal-hal penting yang krusial untuk dipromosikan adalah ajakan untuk meregulasi pola makanan dengan baik dan mempromosikan kebiasaan makan yang sehat. Menurut World Health Organization(WHO), beberapa kebiasaan makan yang baik adalah untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan, menurunkan konsumsi garam, gula, beras, dan mewaspadai konsumsi lemak(terutama lemak trans).Â
Di tengah zaman yang penuh godaan, diperlukan kesadaran bahwa tidak semua hal di dunia ini bermutu. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan kesadaran masal secara menyeluruh. Diperlukan upaya yang lebih gencar untuk menyelamatkan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Semoga dengan upaya untuk mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat, Indonesia bisa berevolusi menuju arah yang lebih baik.Â
Daftar pustaka :
Mulyani, S., Susanti, D. A., & Kasmiati, D. (2020). Deskripsi faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Makanan Cepat Saji Bagi Remaja di SMK Siang di Bojonegoro Tahun 2020. Asuhan Kesehatan: Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan, 11(2), 15-22.
Muir, S., Dhuria, P., Roe, E., Lawrence, W., Baird, J., & Vogel, C. (2023). UK government's new placement legislation is a 'good first step': a rapid qualitative analysis of consumer, business, enforcement and health stakeholder perspectives. BMC medicine, 21(1), 33.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H