Mohon tunggu...
Jonathan Bayu S
Jonathan Bayu S Mohon Tunggu... Mahasiswa -

a Spiffy Travel Blogger

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Belajar Sejarah di Museum Manusia Purba Sangiran

15 Februari 2016   12:42 Diperbarui: 15 Februari 2016   13:03 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah belasan kali bahkan mungkin sudah puluhan kali saya mengunjungi kota Solo, tapi belum pernah sama sekali mengunjungi museum yang satu ini. Namanya adalah Museum Manusia Purba Sangiran, sesuai dengan namanya museum ini berada di Sangiran, Sragen, sekitar 1 jam perjalanan dari kota Solo. Situs yang merupakan bagian dari warisan dunia oleh UNESCO ini tempatnya lumayan terpencil dan tidak ada transportasi umum sama sekali. Kenapa terpencil? Karena sebenarnya museum ini didirikan di dekat tempat-tempat penemuan fosil dan kerangka-kerangka manusia purba yang awalnya ditemukan pada waktu Indonesia belum merdeka.

Jangan kaget begitu masuk ke halaman museum ini karena ada patung besar menyerupai manusia purba yang telanjang! Saya bingung kenapa tidak disensor, apakah belum lulus sensor saya tidak tahu. Ok, lanjut cerita, ketika masuk para wisatawan harus mendaftarkan namanya di buku tamu sekaligus berapa anggotanya dan jam kunjungan,sedikit lucu bukan? baru pertama kali ini saya pergi ke museum harus daftar..atau mungkin saya aja yang jarang ke museum.

Oh iya, museum ini sangat cocok buat yang suka sejarah dan teori-teorinya. Mulai sejarah perkembangan manusia atau yang biasa disebut teori evolusi sampai sejarah terbentuknya dunia.

Museum ini memiliki tiga ruangan pamer yang cukup besar yang berisi diorama-diorama, fosil-fosil, cerita mengenai kehidupan pra sejarah dan fakta-fakta seputar sejarah. Ada juga ruangan khusus untuk menonton film sejarah. Dimulai dari ruangan pertama, disini dijelaskan secara umum dunia arkeologi, banyak dipamerkan susunan-susunan tanah di daerah Sangiran, di bagian mana terdapat penemuan kerangka manusia, ada juga fosil gading gajah jawa purba yang sangat besar, dan penemuan-penemuan selain kerangka manusia di Sangiran. Di satu bagian menunjukkan temuan-temuan baru di situs Sangiran, bahkan ada yang tahun penemuannya pada akhir tahun 2015 yang lalu.

Lanjut ke ruangan kedua, ruangan ini diawali dengan suatu layar yang besar yang memutarkan film mengenai awal terbentuknya bumi, begitu masuk lebih dalam ternyata ruangan ini berisi suatu proses jalan panjang sejarah dunia, dimulai dari terciptanya bumi, tahapan zaman-zaman dari pra sejarah sampai sekarang, penemuan kerangka dan fosil di Indonesia dan berbagai belahan dunia, sampai kisah peradaban bangsa Indonesia dari awal hingga kini. Tak lupa juga dipamerkan para tokoh-tokoh penting dalam arkeologi, terutama di Indonesia. Contohnya ialah Eugene Dubois, yang adalah penemu dari Pithecanthropus erectus dan missing link pada tahun 1891, dan G.H.R von Koenigswald, sang penemu Meganthropus paleojavanicus dan beberapa penemuan lainnya. Tidak semua fosil yang ditemukan berada di Sangiran, fosil dan kerangka manusia banyak ditemukan di daerah yang dialiri sungai Bengawan Solo seperti Trinil, Mojokerto, dan Ngandong. Professor von Koenigswald juga meneliti tentang fauna dan flora purba di tanah Jawa.

Di ruangan kedua ini juga dijelaskan proses-proses penggalian fosil yang ditemukan, benda dan alat-alat apa saja yang digunakan, berapa orang yang dibutuhkan dalam proses penemuan. Dipamerkan pula barang-barang dan perkakas purbakala seperti senjata, barang pecah belah, dan peralatan pertanian. Di akhir dari ruangan ini ada poster besar yang berisikan kronologi peristiwa penting dalam sejara dunia kita ini, dari sekian banyak peristiwa-peristiwa disimpulkan kesimpulan dari semuanya bagaimana kita bisa belajar dari evolusi, apakah kita mau menjadiHomo Sapiens perusak atau makhluk yang arif.

Ruangan ketiga, yaitu ruangan yang terakhir dari museum ini hanya berupa ruangan kecil dengan satu diorama yang besar sekali yang menampilkan kehidupan pada zaman pra sejarah, ada juga beberapa benda-benda penemuan lainnya tetapi hanya berjumlah sedikit saja. Setelah keluar dari ruangan saya sempatkan berfoto-foto di tulisan yang mengatakan “Museum Manusia Purba Sangiran : The Homeland of Java Man”.

 

Kalau jalan-jalan ke museum saya selalu dapat banyak pengetahuan yang baru, walaupun judulnya museum manusia purba tapi banyak ilmu seputar itu yang kita bisa dapatkan, bukan cuma sekadar pengetahuan tetapi juga menjadi pelajaran buat di masa yang akan datang, bukan maksudnya jangan move on, tapi maksudnya move on dari kebiasaan lama! *korban iklan

Yuk ke museum!

-The Spiffy Traveller-

Untuk cerita perjalanan yang lebih banyak dan seru kunjungi travel blog saya di The Spiffy Traveller

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun