Mohon tunggu...
jonathanarlen
jonathanarlen Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

introvert

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Komukino Panggung Inspirasi dan Ekspresi Kreatif

22 Desember 2024   12:15 Diperbarui: 22 Desember 2024   12:15 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto salah satu stand di event komukino(Dokumentasi oleh Jonathan.A.S)

Event "10th Komukino Fest 2024" dengan tema "Jateng Bungah" akan digelar di Auditorium Ir. Widjatmoko dan Auditorium Prof Muladi Gedung Menara USM, Kamis, pada 19 Desember 2024, oleh Masiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM).

fMereka yang mendukung budaya Jawa Tengah antara lain Farid Ali Ikhwan, S.STP., M.Si., Wakil Dekan I FTIK USM, Fajriannoor Fanani, S.Sos, M.I.Kom., Kaprodi Ilkom USM, Edi Nurwahyu Julianto, S.Sos, M.I.Kom., dan para dosen Ilmu Komunikasi USM.

juga sebagai bentuk implementasi dari ilmu yang telah kami dapatkan selama satu semester ini. Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum, terutama anak muda, agar tidak terpengaruh secara negatif dan turut melestarikan budaya Jawa Tengah, ujar Daniel.

Komukino dirayakan dengan berbagai kegiatan, termasuk festival kuliner yang menampilkan makanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Pati, Surakarta, Kedu, Semarang, Pekalongan, dan Banyumas.

Kegiatan harian, keterampilan kreatif, dan bahkan penghargaan Komukino Award, yang memberikan penghargaan kepada desa wisata terbaik di Jawa Tengah, berpuncak di Desa Wisata Sendangsari.

Kegiatan tersebut di atas dibuat oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Farid Ali Ikhwan, S.STP., M.Si. Acara ini menampilkan berbagai pertunjukan, termasuk tarian tradisional, konser musik modern, dan teater kolaboratif.

menurutnya, kaum muda sekarang kurang berminat dengan budaya tradisional. Hal ini bertolak belakang dengan zaman dahulu yang menjadikan budaya tradisional serta dalam kehidupan sosial. ''Asumsinya bahwa budaya yang kita miliki tetap eksis tapi dapat diterima oleh generasi saat ini. Saya berharap Festival Komukino yang sudah berjalan ke-10 ini bukan hanya menjadi festival saja, tapi juga menjadi satu hal yang menjadi bekal para mahasiswa untuk terjun ke dunia usaha setelah menyelesaikan kuliahnya,'' tegasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun