Mohon tunggu...
jonansaleh
jonansaleh Mohon Tunggu... Ilustrator - Hands are the second thought

Tangan adalah pena dari pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Jika X-Man Mengurungkan Ibu jarinya, Maka...

4 September 2017   22:33 Diperbarui: 4 September 2017   22:42 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi, Kegaduhan di Negri 

Kali ini ibulah yang bermain peran di negri petak umpet. Mungkin karena lama tak terdengar membuatnya bernafsu ingin terkenal lagi. Seperti dulu kala ia berperan sebagai Mantor membawahi dan mengawasi para penyusup yang mencoba mengacaukan negri petak umpet. Namun kuasa waktu membuatnya tunduk dan menyerahkan kursinya. Ia kini menjadi seorang X-Man berkelas -teri. 

Waktu seakan digunakannya dengan baik, mencari dan menggali ilmu yang belum sempat dienyamnya sewaktu sekolah atau selama bersandar pada kursi. Ia tidak kuno. Selalu aptudeit; maksudnya memperbarui tanggalnya. Ia. Sambil merinci dan berkalkulasi dengan momentum. Ingin menyatakan diri bahwa aku sebenarnya masih punya tuah di negri ini. 

Ada Wabah

Sang X-Men juga tahu bahwa akhir-akhir ini negri petak umpet diserang wabah berupa ulat Hoax. Jenis ulat hasil eraman penyusup yang selalu mencoba mengacaukan negri. Ulat ini berhasil membawa penyakit pada hati dan pikiran penghuni negri. Begitu masif dan aktifnya walau tak tampak bulu dan kakikakinya. Menyerang tanpa pandang bulu. Sang X-Man punya insektisida cap cai ubtuk melawan ulah ulat Hoax ini. Ia tahu segalanya. 

Tapi...

Meskipun tahu segalanya tentang wabah ini, nyatanya... sang X-Man kena juga. Hhhh... mata dan hatinya sebenarnya sudah dijaga dengan baik dan benar. Tapiii... ibunya teledor. Ia manjakan ibu jarinya, sedang mata dan pikirannya lelap tertidur. Kali ini sang x-man benar benar ngeri sedap. Sedapnya terdengar sampai di ujung negri. Ia berkicau menutupi wabah itu namun ia tak mampu menghalau bahkan dari dan kemana angin berhembus ia tak tahu. Satu "dosa" diketahui seluruh penghuni negri. Dan massa bersorak reaktif atas bapak x-man. Mereka bersorak dari sangkar-sangkar emas. Bercuit dan menghujat layaknya burung terpenjara sepi dalam sangkar.

Ini negri petak umpet. Negri dimana wabah dan penyakit menyatu. 

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun