Mohon tunggu...
Jonah Sea
Jonah Sea Mohon Tunggu... -

Anti Presiden Boneka dan Penjual Negara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Mungkin Jatuh Sebelum 2019

31 Desember 2014   02:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:08 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 2012 saya sudah membuat prediksi yang belakangan dibenarkan oleh mantan pendukung Jokowi, Naniek S. Deyang bahwa Jokowi sudah berniat mencalonkan diri sebagai capres pada pemilu 2014 sejak Desember 2012. Kemudian saya membuat kesimpulan bahwa pencapresan Jokowi akan disponsori oleh CSIS. Kesimpulan ini belakangan terbukti benar setelah berbagai aparatur CSIS seperti Jacob Soetoyo, Indra J. Piliang, Sofyan Wanandi, Jusuf Wanandi, Goenawan Mohamad, Tempo, the Jakarta Post, Cyrus-Network mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK.

Analisa saya di Kompasiana yang kembali terbukti benar adalah Prabowo-Hatta akan berhasil membuat koalisi tenda besar minus Hanura dan NasDem serta PKB yang sudah terlebih dahulu menjalin koalisi dengan PDIP. Selain itu hasil pilpres juga sesuai pengamatan saya yakni sekalipun Jokowi menang namun CSIS harus mengeluarkan biaya luar biasa besar dan menggunakan kemampuan mereka sampai maksimal, itupun hanya menghasilkan kemenangan tipis dan setelah itu CSIS akan mengobrak-abrik partai-partai politik anggota KMP menggunakan strategi ala Ali Moertopo dan Benny Moerdani.

Saya bisa membuat prediksi yang cukup jitu sekalipun hanya manusia biasa yang bukan indigo, paranormal, dukun atau ahli spiritual apapun sebab saya mendapat karunia berupa kemampuan mengamati dan menganalisa di atas rata-rata orang lain, dan sejauh ini hasil analisa saya jarang salah.

Sekarang saya mau membagikan hasil analisa saya setelah mencermati Jokowi-JK menjalankan pemerintahan selama dua bulan terakhir, dan analisa saya antara lain adalah sebagai berikut:

1. Banyak pendukung fanatik Jokowi seperti Frans Magnis Suseno, Suciwati Munir, Tempo, Goenawan Mohamad, Rizal Ramli, Haris Azhar, Ichanoordin Noorsy dll yang akhirnya terbuka matanya dan sadar bahwa Jokowi tidak lebih dari politisi biasa pembohong besar, sehingga mereka yang sebelumnya akan ikut mem-bully kelompok anti Jokowi, sekarang malah ikut mengkritik Jokowi dengan keras. Sikap cuek Jokowi terhadap HAM dan mengangkat menteri bermasalah seperti Rini, Tjahjo dll adalah salah satu alasan mereka berbalik melawan Jokowi-JK.

2. Kebijakan Jokowi-JK sangat anti rakyat dan tidak peduli pada nasib rakyat yang ngenes dan penuh sengsara. Bukannya berempati, Jokowi malah mencabut tarif dasar listrik, premium, tiket kereta api dan tidak melakukan apapun berkenaan dengan tingginya harga dolar, dan harga sembako, transportasi, biaya hidup semakin membumbung tinggi sampai tidak terjangkau masyarakat tapi malah mau menghapus raskin.

3. Jokowi-JK tidak peduli bahwa kebijakan mereka menaikan harga BBM dan peraturan larangan alih muat kapal telah menyebabkan 41 pabrik olahan ikan di Bitung, Sulawesi Utara ditutup sebab tidak mendapat pasokan ikan akibat para nelayan tidak mampu membeli BBM yang harganya selangit itu. Dihapusnya subsidi BBM dan listrik dapat dipastikan akan membuat banyak usaha gulung tikar dan meningkatkan pengangguran.

4. Dari kejatuhan Soekarno dan Soeharto, saya belajar bahwa pengangguran tinggi dan kelaparan di kalangan masyarakat adalah resep bencana bagi pemimpin sepopuler apapun dia, dan Jokowi yang sedang dalam kondisi pongah setelah berhasil menjadi Presiden hanya dalam waktu 10 tahun sejak masuk ke dunia politik gagal melihat hal ini. Amuk massa dan anarkisme khas Indonesia tinggal menunggu waktu untuk pecah.

5. Bukannya menanggulangi kritis pangan dan moneter yang sedang terjadi di dalam masyarakat, Jokowi malah sibuk pencitraan, antara lain bagi-bagi uang, barang, ikut kegiatan seremonial, sampai dengan "sok" mampir ke pangkalan Bun, dan Surabaya menengok dan "ngobrol" dengan para keluarga korban AirAsia setelah malam sebelumnya sengaja memberi kesan bahwa dia memegang kendali kekuasaan dengan "memberi perintah" kepada JK untuk menangani pencarian penumpang AirAsia. Bila sudah ada JK, untuk apa Jokowi menampakan diri padahal keberadaan dirinya bersama protokoler serta paspampres sebenarnya sangat menganggu keluarga korban dan kegiatan penyelamatan yang sedang dilakukan. Pencitraan adalah jawabannya.

6. Kebijakan Jokowi-JK juga lebih banyak menjual aset-aset negara, seperti menyerahkan semua BUMN pada asing, menjual gedung kementerian BUMN, menyerahkan laut pada asing, "menjilat" George Soros, orang yang menyebabkan krismon 1997, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengamatan terhadap enam fenomena di atas maka saya menganalisa bahwa Jokowi tidak akan bisa atau sulit menyelesaikan termin pemerintahannya sampai 2019 sebab akan diturunkan oleh masyarakat yang kelaparan dan nganggur akibat dari kebijakan Jokowi yang sangat neo liberal demi mendapat pujian dari IMF dan George Soros. Secara kebetulan, sebuah akun di twitter yang mengaku sebagai anak indigo @mata_indigo dan pada tanggal 22 Agustus 2014 telah "meramalkan" jatuhnya pesawat mirip peristiwa Adam Air yang identik dengan kasus AirAsia, telah men-tweet bahwa dia "diperlihatkan" bahwa pemerintahan pemenang pilpres 2014 hanya bertahan selama satu tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun