Mohon tunggu...
Jonathan Haryono
Jonathan Haryono Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Univ Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Putri Luar Biasa dari Mangkunegara

15 Mei 2011   13:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:39 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbicara tentang perempuan hebat selalu ada sejak zaman dahulu. Tak mengenal ruang dan waktu, perempuan luar biasa selalu ada. Salah satu dari sekian banyak perempuan hebat adalah Gusti Nurul, seorang putri dari Istana Mangkunegara. Terlahir dengan nama GRAy. Siti Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani pada 17 September 1921. Nurul kecil dikasihi oleh orangtuanya, KGPAA Mangkunegara VII dan Permaisuri GKR Timur. Nurul tidak memiliki saudara, sehingga kasih ayah-ibunya tercurah baginya. Peraturan kerajaan memang melarang seorang putri untuk memiliki tahta, namun bukan berarti seorang perempuan tidak boleh menjadi luar biasa. Ia memang cantik, namun ia berbudi tinggi. Ia memegang adat dan kebudayaan Mataram Islam yang memang sudah ia pelajari semenjak kecil. Oleh ayahnya, ia dididik dengan luar biasa. Ia juga diperbolehkan untuk bersekolah di sekolah bagi anak-anak pejabat Belanda di Surakarta. Ia bertumbuh menjadi seseorang yang menjunjung tinggi aturan Kraton namun tetap modern. Oleh didikan ibunya, Nurul belajar pula untuk menjadi putri yang lembut dan anggun. Nurul semenjak muda menjadi sosok yang luar biasa. Di usianya yang ke 16 Nurul beserta orangtua pergi ke Belanda untuk menghadiri pernikahan Putri Juliana dan Prins Bernhard di Noordeinde Palace pada Januari 1937. Tapi tak hanya menghadiri, ia di sana untuk menjadi penampil tunggal. Di sanalah semua tamu pernikahan terpukau akan seorang putri dari kerajaan seberang bernama Mangkunegara. Ia, seorang diri, menari Tarian Serimpi Sari Tunggal diiringi gamelan yang dimainkan di Indonesia dan disiarkan melalui radio. Sang Ratu Belanda terpukau, Ratu Wilhelmina memberinya gelar "de bloem van Mangkunegaran" atau kembang dari Mangkunegara. Selain menari, ia pun hebat dalam berkuda. Nurul mau berkuda dan mencintai olahraga tersebut karena ia melihat sang ayah yang nampak gagah ketika berkuda berbalut pakaian yang megah ketika sang ayah memimpin Legiun Mangkunegaran. Seorang putri keluar dari istana dan berkuda? Sebuah kondisi yang berbeda dan menentang arus pada masanya. Ketika berkuda dan keluar dari istana inilah Nurul bisa berbagi kisah hidupnya dengan orang lain di luar istana. Sang Putri nan cantik ini memang dirayu oleh banyak pria. Namun hal ini tidak membuatnya menjadi lupa akan jati dirinya sebagai manusia. Semenjak muda ia memiliki pemikiran yang maju dari zamannya. Ia menjunjung tinggi kesetaraan gender, yang pada masa itu merupakan hal yang sangat melawan arus dan dicibir oleh banyak pihak. Nurul memegang keyakinannya tersebut dengan memilih untuk tidak mau dipoligami. Beberapa pria fenomenal juga ia tolak ketika meminangnya, sebut saja Sri Sultan Hamengku Buwana IX dan juga Presiden Soekarno. Hal ini ia lakukan karena ia anti poligami, namun ia tetap menghomarti sosok Sultan HB IX dan juga Soekarno. Kini Gusti Nurul berusia hampir 90 tahun, namun keluarbiasaannya abadi selamanya. Ia adalah seorang perempuan yang sangat unik, tiada duanya. Di satu sisi ia memegang kebudayaannya dan jati dirinya sebagai Putri Mataram. Namun di sisi lain ia seorang visioner yang modern. Ia memilih untuk berjadi berbeda dari lingkungannya dan masanya dan ia berpegang teguh pada apa yang ia yakini. Menjadi perempuan luar biasa memang dambaan semua perempuan. Ini bukan khayalan semata, ini nyata. Semua ini dapat terwujud apabila ia berpegang teguh dan meyakini dirinya sendiri bahwa ia adalah sosok yang luar biasa. Sumber: data-data dari Museum Ullen Sentalu Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun