MENEKUNG AGUNG
Wangi dupa mengantarkan jiwa
Pada gumpal pusar cahaya
penghuni hati berwujud do'a menjemput tenang
tak ada suara
hanya hening menelusup kedalaman diri.
Jasad mematung
nafas hilir mudik didepan pintu kehampaan,
getarnya menanda yang datang
hangatnya serupa yang pergi
dingin selimuti hati tempat pembakaran.
Bahasa sunyi ditaman kesturi,
perjamuan dimulai dari cakra dasar hingga mahkota.
Perusuh mengoyak pikir amuk tak tenang
meloncat, melesat, menabrak peristiwa yang belum tamat.
Wangi dupa menjeratnya
Tapi perusuh begitu binal,
aku diamkan ia merangkai urusan
karena kemana pikiran diarahkan
kesana pula energi tersalurkan.
Meditasi kembang
muja alus ing diri,
meditasi wening
muji alus ing ati.
Menekung... meneng akal lan ati,
jumeneng....
meneng lan peteng mata indrawi.
Lihatlah pesta cahaya dalam sunyi,
hanya kau bersamaNya saja.
Surabaya 28-10-2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H