Bunda, pernah menjalani tren terbaru melahirkan di dalam air yang sering disebut dengan water birth ini? Â Tren yang sedang populer di tengah-tengah masyarakat Indonesia ini kenyataannya telah di[raktikan secara tradisional oleh beberapa budaya selama berabad-abad. Namun, para praktisi kesehatan modern baru menerapkan water birth pada tahun 1970-an. Tertarik untuk mencobanya? Tunggu dulu! Sebelum mencoba hal tersebut kelak, ada baiknya Anda cari tahu terlebih dahulu kondisi dan risiko tren persalinan yang satu ini.
Perlu Anda ketahui bahwa water birth hanya disarankan untuk ibu hamil dengan kondisi kesehatan dan kandungan yang baik. Lalu, apa saja sih tanda kehamilan yang sehat? Berikut penjelasan lengkapnya:
- Tidak terjadi infeksi atau pendarahan yang berlebihan
- Tidak adanya komplikasi pada kehamilan, seperti pre-eclampsia dan toksemia
- Tidak ada penularan herpes dari ibu ke janin
- Masa kehamilan telah mencapai 37 minggu.
Selain poin di atas, hal yang perlu diperhatikan lagi adalah metode bersalin water birth tidak disarankan bagi ibu yang mengandung bayi kembar, janin dalam keadaan sungsang, dan ibu hamil yang berusia di bawah 17 tahun atau di atas 35 tahun.
Meskipun belum sepopuler metode bersalin caesar, namun mulai banyak ibu hamil yang melirik alternatif melahirkan di dalam air ini. Ternyata, ada banyak alasan menarik di balik keputusan metode melahirkan ini, mulai dari kepercayaan bahwa metode water birth dapat mengurangi rasa sakit saat melahirkan, efek relaksasi yang dihasilkan dari posisi tubuh yang terapung-apung di dalam air sehingga ibu dapat bernapas baik dan lebih teratur, hingga peran serta gaya gravitasi yang digadang-gadang dapat mempermudah segala proses mengejan saat melahirkan.
Benarkah seperti itu? Sebenarnya, hingga saat ini belum banyak penelitian yang menjelaskan secara gamblang mengenai kelebihan maupun kekurangan water birth. Hanya saja, banyak pihak yang percaya bahwa metode yang satu ini mengandung sisi negatif karena menyebabkan :
- Cedera otak pada bayi kerena kekurangan oksigen di dalam air
- Tertelannya air kolam oleh si jabang bayi
- Infeksi virus atau bakteri dari air kolam yang dipakai
- Radang paru-paru (pneumonia) pada bayi akibat suhu air kolam yang rendah
Berniat untuk mencoba tren water birth? Tidak ada salahnya, kok! Asal, Anda selalu memastikan bahwa  lokasi bersalin serta ahli medis yang dipilih tepat dan bersertifikat. Hal ini bertujuan untuk menghindari setiap kemungkinan buruk serta komplikasi proses kelahiran yang tidak diinginkan.
Nah, Bunda, apapun jenis metode persalinan yang akan dipilih nanti, ada baiknya jagalah kondisi kesehatan kandungan Anda terlebih dahulu agar tidak terjadi masalah di kemudian hari. Yang terpenting, jangan lupa untuk persiapkan mental Anda untuk menjalani proses persalinan nanti, ya!
Ingin baca tulisan saya seputar kesehatan lainnya? Baca di www.go-dok.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H