Mohon tunggu...
jolin meilicia
jolin meilicia Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penindasan yang Merugikan Sesama

19 Agustus 2020   16:22 Diperbarui: 19 Agustus 2020   16:17 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Awalnya pasti hanya dari becandaan, tapi saat pelaku dan korban sudah mengalami masalah pribadi yang hanya diketahui mereka berdua, pasti akan menjadi kasus pembullyan. Saya mengetahui ini karena teman saya pernah kejadian seperti itu, dan sanga menyakitkan hatinya. Perbedaan ras juga sudah biasa dijadikan bahan penindasan, biasanya seseorang yang memasuki lingkungan yang dianggap minoritas akan dijadikan bahan penindasan. 

Orang-orang yang terlihat lemah dan tidak suka melawan juga sering di jadikan korban. Penindasan ini pasti ada ketidakseimbangan antara pelaku dan korban, pelaku pasti lebih kuat dari korban dan dapat mendominasi pelaku dengan gampang. Ketika seseorang sulit bergaul dengan yang lainnya, dia juga bisa ditindas karena akan terlihat gampang di dominasi. Tapi tentu saja tidak semua korban mempunyai semua karakteristik yang sudah di sebutkan, itu hanyalah gambaran umum. 

Selain faktor dari korban, ada juga faktor penindasan dari sisi pelaku. Bisa karena pelaku pernah menjadi korban penindasan, rasa iri terhadap korban, kurang pemahaman, sulit mengendalikan emosi, dan merasa bahwa menindas menguntungkan. Kalau pelaku pernah ditindas, dia bisa saja membalas dendam dengan cara menindas orang lain yang lebih lemah darinya. 

Ada pelaku yang menindas di dunia maya karena ditindas di kehidupan nyata untuk menunjukkan bahwa dirinya juga mempunyai kekuatan. Saat rasa iri muncul, pelaku akan menindas orang yang di iri supaya orang tersebut tidak tampil lebih menonjol darinya, juga untuk menutup jati dirinya yang sebenarnya. 

Penindasan yang terjadi karena kurangnya pemahaman karena pelaku menganggap perbedaan ras, agama, dan orientasi seksual adalah sesuatu yang salah. Ketika seseorang marah, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang lain bisa saja dilakukan. Kalau sulit mengendalikan emosi, masalah kecil bisa  membuat seseorang terprovokasi. Ada juga yang menindas karena berpikir kalau menindas bisa menghasilkan keuntungan seperti meminta paksa uang dari korban, popularitas, dan perhatian. 

Masalah penindasan sulit dan tidak banyak yang menceritakannya ke orang tua mereka. Orang tua dan guru juga sudah diminta untuk lebih peka lagi terhadap masalah ini karena saat seseorang di tindas, orang tersebut bisa mengalami kecemasan bahkan sampai depresi berat dan gangguan mental. 

Dalam kasus bullying, biasanya anak-anak tidak menceritakan masalahnya dan lebih memilih tertutup terhadap masalah bullying. Pada awalnya, mereka hanya akan merasa sedih dan cemas. Tapi semakin hari, jika bullying tetap berlanjut, mereka akan mulai berpikir untuk melukai diri, dan selanjutnya bunuh diri. Karena sekarang kalian sudah mengetahui bahwa penindasan itu membahayakan dan tidak menguntungkan, kita harus coba sebisa kita untuk menghentikannya, mulai dari lingkungan sekolah, les, dan rumah atau sekitar rumah terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun