Sebagai warga asli Karanganyar, saat ini saya sudah tujuh tahun berdomisili di Klaten. Meski masih dalam satu karisedenan Surakarta, Karanganyar punya magnet tersendiri dalam hal tempat wisata. Gagahnya Gunung Lawu menjadi surga pelancong banyak menghabiskan waktu menelusuri beragam tempat wisata tersembunyi, selain tentunya wisata Grojokan Sewu.
Tentu saya punya banyak pengalaman liburan di Karanganyar sejak kecil hingga dewasa. Dari Karanganyar, saya bisa meyatakan bahwa saya bangga berwisata di Indonesia yang punya keindahan alam tak terkira. Slogan daerah INTAN PARI yang merupakan akronim dari Industri, Pertanian, dan Pariwisata menujukan kekhasan kabupaten di timur Kota Solo itu sebagai referensi healing saat libur panjang.
Bahkan beberapa hari yang lalu saat mudik, saya memutuskan untuk mengambil waktu untuk diri sendiri dan pergi berlibur ke Tawangmangu. Tawangmangu terletak di lereng gunung Lawu di Jawa Tengah, Indonesia dan terkenal dengan pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk.
Pertama-tama, saya mengunjungi Air Terjun Grojogan Sewu. Air terjun ini terletak sekitar 10 menit berkendara dari penginapan saya. Saya memutuskan untuk berjalan kaki untuk menikmati keindahan alam sekitarnya. Sambil berjalan, saya disambut oleh pemandangan yang luar biasa indah. Saat sampai di air terjun, saya terpesona oleh suara air yang jatuh dari ketinggian dan keindahan alam di sekitarnya.
Di dekatnya ada wisata tersembunyi Sendang Pringgondani yang dikenal sakral dan mistis. Mitos yang tersebar sebagai sarana pengabul hajat dengan berbagai ritual yang dipercayai masyarakat setempat. Naik sedikit di perbatasan Karanganyar dan Magetan ada tempat wisata Studio Alam yang menyajikan suasana sepi dengan dinding bebatuan menjulang tinggi dipenuhi tumbuhan lumut yang hijau.
Setelah puas menikmati pemandangan di sekitaran Tawangmangu, saya memutuskan untuk pulang dan mampir ke Candi Sukuh. Candi ini terkenal dengan bentuknya yang unik dan dianggap sebagai salah satu situs sejarah penting di Indonesia. Saya menghabiskan waktu beberapa jam di Candi Sukuh, mengambil banyak foto dan menikmati keindahan situs sejarah tersebut. Di kecamatan yang sama juga ada Candi Cetho yang diyakini sebagai lokasi moksanya Prabu Brawijaya V.
Tak mengherankan jika memandang Gunung Lawu dari sebelah barat di pagi hari akan melihat tekstur wajah Raja Majapahit terakhir itu telentang menghadap langit. Apa pun itu, Karanganyar punya magnet sejarah, selain keindahan paronamanya yang asri dan sejuk.
Ngargoyoso yang merupakan daerah sebelum Tawangmangu dan masih menjadi bagian dari lereng Gunung Lawu juga memiliki banyak lokasi wisata seperti Telaga Madirdo, Air Terjun Jumog, Kebun Teh Kemuning, Tubing Sungai Goasari, Taman Tenggir, Air Terjung Parang Ijo, hingga Bukit Paralayang.
Selain dikenal dengan objek wisatanya, Karanganyar juga menyajikan kuliner khas yang wajib dicoba para wisatawan. Makanan khas Karanganyar biasanya menggunakan bahan-bahan alami dan bumbu rempah yang khas, sehingga menghasilkan cita rasa yang khas dan unik.
Salah satu kuliner favorit adalah Sate Maranggi yang terbuat dari daging sapi yang diiris tipis dan dipanggang dengan menggunakan arang. Dalam penyajiannya, sate ini dilengkapi dengan kuah kacang yang bercita rasa pedas dan gurih. Sate Maranggi biasanya disajikan dengan nasi atau lontong, irisan tomat, dan bawang goreng.