Saya sejak SD sampai kuliah tidak pernah ikut bimbel. Namun nasib saya di bidang pendidikan jauh lebih mujur dari teman sekolah yang ikut beranekaragam bimbel. Misalkan saya jadi orang tua, jelas saya eman-eman mengeluarkan uang 50 ribu per hari atau sekira 700 ribu per bulan untuk les anak.
Ketahuilah pak, bu, tujuan lembaga bimbel beserta gurunya hanyalah berniat untuk mengeruk kekayaan orang tua siswa. Tidak ada niat lebih, seperti petuah bijak pahlawan tanpa tanda jasa. Bagi guru bimbel: ada uang, ada jasa. Murid yang jadi pintar itu kebetulan, sementara yang tetap bodoh ya memang wajar.
Bimbel yang berani melembagakan diri hanya karena punya kenalan orang dalam di sekolah untuk menyebarkan doktrin mencerdaskan siswa. Tidak ada metode yang benar-benar ampuh meningkatkan kualitas kepandaian siswa.***