Mohon tunggu...
Joko Wibowo
Joko Wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Berjalanlah bersamaku saudaraku, mari menyusuri hari dimana aku melihat lebih jelas kasih Tuhan kita. Dalam pengalaman hidupku, serasa sedang naik roller coaster, kadang naik dan turun menghujam dalam kemalangan yang ternyata bukan aku sendiri yang mengalaminya, disanalah aku mendapati-Nya sedang mengajari aku. Dalam proses metanoia aku berserah diubah Tuhan, tidak semudah yang dibayangkan tapi akhirnya aku mengerti, semoga aku bertahan dan bertambah kuat dalam iman, semoga dalam kisah dan permenunganku ini kamu juga bertambah kuat saudaraku. Banyak dari permenunganku ditulis dan dibagikan sebagai pengingat akan peristiwa perubahan hidup dalam Tuhan, kiranya ada dalam tulisan ini yang juga dapat membantumu melewati hal berat yang mungkin sedang berlangsung dalam hidupmu. "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" Roma 12:12

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mohonlah dengan sungguh

7 Januari 2025   16:49 Diperbarui: 8 Januari 2025   10:42 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lala dan maminya saat dalm perawatan di RSCM

Pace e Bene

Ada peristiwa menarik sederhana namun memberi pengalaman iman bagiku. Turun dari lantai tiga gedung A rawat RSCM aku beranikan diri meminta petugas satpam yang terkenal tegas, kataku; "pak boleh tolong saya, ada barang yang perlu saya ambil dimobil dekat pintu itu (sambil menunjuk), bisakah dibantu pintu itu dibukakan karena barangnya cukup berat sekitar 20kg" namun petugas itu menolak, dipintu sudah ditempel pemberitahuan hanya untuk akses pasien pulang, dan sudah resiko untuk lewat jalan lain katanya. Namun kedua kalinya aku mencoba "iya pak maksudnya saya meminta tolong agar bisa dibukakan sebentar saja karena barangnya diperlukan untuk mengganti cairan (dianeal) diperut anak saya. Petugas lainnya menimpali "untuk kali ini saja ya pak, karena nanti saya bisa kena tegur pimpinan". Puji Tuhan akhirnya pintu dibukakan dan barang itu tidak perlu digotong ratusan meter lewat jalan lain, tanpa lupa mengucapkan terima kasih aku berlalu melewati pintu itu. Sederhana bukan peristiwanya? Iya sesederhana kita seharusnya bisa memahami Tuhan. 

Aku punya satu permohonan, namun seiring berjalannya waktu serasa tidak ditanggapi, hanya satu permohonan dalam setiap doaku yaitu agar anakku mendapat belas kasih Allah dan menjadi sembuh. Peristiwa ini menjadi refleksi bahwa ketika aku meminta dengan sungguh, hati manusia saja bergetar dan akhirnya luluh mengabulkan permohonan apalagi hati Allah yang penuh kasih. Saudaraku mari dalam permohonanku dan permohonanmu, mintalah bukan hanya dengan kata-kata namun dengan segenap kerendahan hatimu, pastilah hati Allah akan bergetar dan mengabulkannya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun