Mohon tunggu...
Joko Wibowo
Joko Wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Berjalanlah bersamaku saudaraku, mari menyusuri hari dimana aku melihat lebih jelas kasih Tuhan kita. Dalam pengalaman hidupku, serasa sedang naik roller coaster, kadang naik dan turun menghujam dalam kemalangan yang ternyata bukan aku sendiri yang mengalaminya, disanalah aku mendapati-Nya sedang mengajari aku. Dalam proses metanoia aku berserah diubah Tuhan, tidak semudah yang dibayangkan tapi akhirnya aku mengerti, semoga aku bertahan dan bertambah kuat dalam iman, semoga dalam kisah dan permenunganku ini kamu juga bertambah kuat saudaraku. Banyak dari permenunganku ditulis dan dibagikan sebagai pengingat akan peristiwa perubahan hidup dalam Tuhan, kiranya ada dalam tulisan ini yang juga dapat membantumu melewati hal berat yang mungkin sedang berlangsung dalam hidupmu. "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" Roma 12:12

Selanjutnya

Tutup

Diary

...dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri

28 Desember 2024   13:42 Diperbarui: 28 Desember 2024   13:42 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

15 September 2021- Perayaan Wajib Santa Perawan Maria yang Bedukacita.

Berada di IGD RSCM sungguh membuatku merenung dalam-dalam, di ruangan ini banyak anak dengan usia belia menderita sakit yang berat, Lala termasuk diantara mereka yang terbaring sakit hari itu. "Mengapa Tuhan membiarkan anak-anak yang masih belia menderita sakit seperti ini?" Tanyaku. "Bukankah Bunda Maria mengalaminya, hatinya hancur melihat anaknya disalibkan." Ya penderitaan hati seorang ibu saat anaknya menderita jauh lebih besar daripada siapa pun. 

Penderitaan terkadang hadir dalam perjalanan hidup kita, dan tentu saja rasanya tidak menyenangkan. Apakah kita mampu menghadapinya? Pasti kita mampu, karena yakinlah Allah akan memberikan kekuatan dan menanggung penderitaan itu bersama kita.

Kita adalah ranting dari pohon anggur, dan pokok pohon anggur itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Sehebat apa pun badai menerpa, kita tidak akan terlepas dari pokok anggur jika kita kuat melekat pada-Nya. Percayalah, berkat Tuhan akan melimpah. Berdoalah bersama Bunda Maria, dan penderitaan yang kita alami pun akan terasa ringan. Tuhan Allah memberkati kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun