Intermezo
Hampir 16 Tahun yang lalu, tepatnya di bulan Mei pada tanggal 21, muncul harapan baru bagi bangsa Indonesia untuk mengemilangkan cita-cita bangsa yang telah lama tergadaikan oleh korupsi, kolusi dan nipotisme (KKN) yang dilakukan rezim orde baru, gerakan rakyat yang di motori oleh para aktivis itu sukses membuat persiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun itu mundur tanpa perlawanan berarti.
Tentu bukan hanya karena KKN rezim militer itu dijatuhkan, sebab entah mulai kapan peraktik KKN pada waktu itu senter terdengar di permukaan, banyak masyarakat yang tidak begitu menyadari, karena selain rezim orde baru dengan berbagai caranya telah membungkam habis segala potensi kekuatan yang mencoba mengganggu, melawan atau mengoyang kekuasaannya. Disisi lain kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan presiden orde baru yang dikenal dengan sebutan 'Bapak Pembangunan' itu mampu membuat rakyat sejahtera, Sehingga adagium ' Power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely' tidak begitu dipedulikan oleh sebagian masyarakat, bahkan tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih mementingkan kesejahteraan dalam klehidupan bermasyarakat dibanding hanya perubahan sebuah sistem pemerintahan yang penuh ketidak pastian.
Waktu terus berjalan, tiba saatnya dimana rezim otoriter bukan lagi menjadi mainstream sebuah pemerintahan di dunia, ditambah lagi kabar tentang nikmatnya berdemokrasi dari negara-negara super power mulai terdengar sampai ke pelosok tanah air, sedangkan disisi lain yang nyata dapat dirasakan adalah kerisis ekonomi yang membuat melonjaknya harga kebutuhan pokok dan keperluan penting lainnya yang seakan menjerat masyarakat umum pada waktu itu. Yang semakin memperparah lagi adalah terkuaknya utang segunung Indonesia kepada lembaga 'rentenir' dunia IMF itu membuat kebencian masyarakat kepada rezim orde baru itu memuncak, sehingga rakyat Indonesia merasa terkhianati oleh rezim yang katanya pengemban amanat rakyat itu. Ekstrimnya, bahkan seakan terjajah kembali oleh sekelompok dari bangsanya sendiri, komplikasi masalah bangsa di era orde baru itu menjadikan perjuangan aktivis “perubahan” yang biasanya hanya berujung di jeruji besi itu berahir manis, dengan dukungan rakyat ahirnya bangsa Indonesia mampu melengserkan rezim otoriter orde baru, dan terjadilah REFORMASI, saat dimana bisa menikmati Demokrasi.
Reformasi telah berjalan hampir 16 tahun, ? apakah telah berahir? Tidak ! Revolusimu Belum Selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H