Menulis = menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara (Wikipedia) sangat sangat mudah sekali ya.. :-p ?
Tapi pada prakteknya tidaklah segampang itu meski ide sudah ngumpul di kepala, masalah yang selalu dirasakan adalah rasa bingungā¦harus diawali darimana.
Hal itu membuat saya semakin bersemangat untuk mencari bahan sebanyak banyaknya agar sesegera mungkin bisa menulis. Satu persatu artikel saya baca, pelajari ..dari arti menulis sampai cara menjadi penulis dahsyat, mengenai jenis jenis tulisan ā fiksi, non fiksi, tentang gaya menulis yang ternyata juga macem macem . ada yang bilang prosais, reflektif dsb dsb. Saya baca juga buku āMengarang itu Gampangā sebagai penambah wawasan..
Saking banyaknya berkutat dengan cara dan cara menulis, yang terjadi adalah justru saya dibuat pusing dengan teori yang mengatakan menulis harus begini dan begitu, kalau mau begitu harus begini.. jadi tambah bingung (haha kayak iklan ā..gue berpikir, karena itu gue jadi tambah bingungā).
Pada akhirnya saya nekat juga mulai menulis tapi belum berani untuk mempublishnya. gak PeDe aja karena setelah saya baca kata dan kalimat berulangkali koq kayaknya jelek amat yak.. gak berbobot, terlalu dangkal, gak sesuai teori yang saya baca. Aahhh.. saya gak mau berlama lama terjebak dalam kebingungan tentang teori teori itu, kenapa? karena kalau nurutin semua itu saya gak bakalan menulis. cukup saya ambil dan pakai saja intinya..
yang jelas rumus 5W+1H (seperti dalam artikel yang saya baca) dah nyantol, selanjutnya tinggal bebaskan imajinasi itu mengalir dengan sendirinya, ikutin aja, pokoknya apa yang pengin kita tulis yaa tulis aja.. Bodo amat dengan gaya apa yang kita pakai, soal teori mah belakangan ! coba bayangkan kalau saya harus nurutin teori yang mengatakan bahwa āuntuk menjadi seorang penulis, nama andapun harus komersial alias cukup menjual..ā waduuh. jadi inget seorang Sarwendo yang mengganti namanya menjadi Arswendo Atmowiloto.. saya yakin bahwa bukan itu yang membuat sang maestro Arswendo jadi penulis terkenal, melainkan karena kecerdasannya menuangkan pemikirannya pada tulisannya, terlihat dari apa yang dia ceritakan.. Sarwendo tetaplah Sarwendo meski namanya jadi Arswendo atau Sukmo Sasmito.. tetep saja cerdas, kadang menggelitik.
Saya gak mau mengganti nama saya menjadi Joky Sudarmo agar lebih komersial (Sudarmo adalah nama belakang bapak saya haha..) apalagi ikut ikutan orang yang sudah pantas disebut tokoh, kalaupun ngikut cukup āmeneladaniā cara berekspresinya saja.. saya akan membiarkan saya menjadi diri sendiri, menulis apa yang ingin saya tulis, itu saja.. mungkin seperti kata sang maestro Arswendo āAda yang mengatakan saya ini gila. Ini mendekati benar, karena kalau tidak menulis saya pastilah gila dan karena gila makanya saya menulis.ā Yang membedakan adalah bahwa saya masih dalam taraf bingung, belum gila.. :)
Bagaimanapun kita bisa belajar dan terus berekspresi..
_No.46_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H