Mohon tunggu...
Joko Triyono
Joko Triyono Mohon Tunggu... Teknisi - Tenaga Kependidikan di Kampus

mencoba menuliskan pemikiran terlintas ....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendampingan Pemantauan Kualitas Air Bersih di Perumahan Palaran Madani

2 Maret 2023   08:58 Diperbarui: 2 Maret 2023   09:06 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN 

Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia yang merupakan penyambung hidup bagi manusia. Menurut Badan dunia UNESCO pada tahun 2002 telah menetapkan hak dasar manusia atas air yaitu sebesar 60 ltr/org/hari.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum membagi lagi standar kebutuhan air minum tersebut berdasarkan lokasi wilayah.

a. Pedesaan dengan kebutuhan 60 liter/per kapita/hari.
b. Kota Kecil dengan kebutuhan 90 liter/per kapita/hari.
c. Kota Sedang dengan kebutuhan 110 liter/per kapita/hari.
d. Kota Besar dengan kebutuhan 130 liter/per kapita/hari.
e. Kota Metropolitan dengan kebutuhan 150 liter/per kapita/hari.

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum BAB I ketentuan umum Pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa: Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10 meter kubik/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari. Secara kualitas air yang dikonsumsi oleh rumah tangga harus memenusi standar kualitas mengacu pada Permenkes Nomor 416/MENKES/IX/1990 yang meliputi kualitas fisik, kimia, dan biologis.

Perumahan Palaran Madani mulai dihuni sejak tahun 2011 yang berlokasi di Kelurahan Simpang Pasir RT.22 Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Di Perumahan Palaran Madani telah dibangun 102 rumah dengan 51 diantaranya sudah berpenghuni. Dari 51 Keluarga yang tinggal Di Perumahan Palaran Madani kesemuanya belum mendapatkan akses ke fasilitas air bersih seperti PDAM atau sumur bor. Selama 5 tahun terakhir warga secara swadaya membangun saluran air dari sumber air yang ada disekitar Perumahan palaran Madani. Terdapat 4 sumber air utama dan 7 kelompok swadaya air yang dikelola secara sederhana tanpa ada perlakuan pengolahan air.

Sumber air yang dimanfaatkan oleh warga Perumahan Palaran Madani merupakan sumber air yang terbentuk secara alami dari rembesan dan resapan air dari bukit sekitar perumahan. Karena dikelola secara sederhana sehingga kondisi sumber air dan kualitas air yang mengalir berfluktuasi sesuai kondisi cuaca, pada saat panas akan dipenuhi oleh lumut dan ganggang sedangkan saat hujan akan keruh oleh erosi lahan di sekitar sumber air.

PERMASALAHAN

Air Bersih yang dimanfaatkan oleh warga Perumahan Palaran Madani merupakan air tanah dangkal yang airnya berasal dari resapan air dari permukaan tanah, semakin luas area resapan dan banyaknya vegetasi mempengaruhi volume resapan air. Namun air yang meresap tersebut juga akan dipengaruhi oleh struktur dan komposisi tanah dan vegetasi di area sumber air. Menurut Asmadi (2011) pencemar air tanah dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu :

  • Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan dan sebagainya.
  • Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternekan, perikanan, serta sumber-sumber lainnya).

Pengambilan air dari sumber dengan teknik gravitasi dengan memanfaatkan ketinggian sumber dibandingkan rumah warga. Teknik gravitasi tersebut memberikan keuntungan tidak perlu menggunakan pompa namun untuk menuju kerumah warga menggunakan pipa yang jumlahnya disesuaikan dengan jarak rumah warga ke sumber air. Jalur pipa terpendek sekitar ±50 meter dan yang terpanjang sejauh ±900 meter. Dengan jarak yang jauh sehingga warga membentuk kelompok swadaya dengan jumlah antara 6-12 orang untuk membuat jalur pipa sehingga biaya yang dikeluarkan terjangkau oleh warga.

Setiap sumber air tersebut mempunyai karakter yang berbeda pada sumber A yang paling dekat dengan lokasi perumahan merupakan saluran air dengan lebar ±50 cm dan sekitarnya berupa lahan pertanian tradisional. Air yang diambil berasal dari mata air di bukit yang mengalir kebawah lewat selokan alami dan dibendung untuk menanam pipa   inchi dan dialirkan ke rumah warga terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun