Setiap hari, Kota Samarinda memproduksi 800 ton sampah. Sampah organik dan nonorganik tersebut terkumpul dari berbagai titik. Jika dijumlah setiap bulan, Kota Tepian menghasilkan sampah sebanyak 24 ribu ton. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani, SIP.MM mengatakan, pada hari tertentu jumlah sampah di ibu kota Kaltim meningkat drastis. Misalnya di akhir pekan, libur sekolah, Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru. Di momen tersebut, sampah bertambah 30 persen dibanding hari biasanya. "Sedangkan yang bisa kami buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir, Red.) hanya 521 ton per hari. Sisanya dibakar. Itu yang kami angkut, belum lagi yang tercecer di jalan dan trotoar," ucapnya, (Prokal.com, Samarinda, 24/4/2021)
Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan penanganan serius.  Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah dibedakan menjadi tiga, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah berbahaya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk  di suatu wilayah maka juga mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Pola konsumsi masyarakat ikut memberi kontribusi dalam peningkatan volume sampah yang semakin beragam jenisnya. Sampah rumah tangga merupakan salah satu sumber sampah yang cukup besar peranannya dalam peningkatan volume sampah di suatu lingkungan.
Keberadaan sampah rumah tangga di suatu lingkungan tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan pengelolaan sampah yang masih didominasi sistem  pengumpulan  sampah,  pengangkutan  sampah, dan pembuangan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau bertumpu pada pendekatan akhir (end-of- pipe). Pengelolaan sampah masih kurang mendapat penanganan yang optimal dari berbagai pihak, baik dari masyarakat setempat maupun pemerintah daerah. Penanganan yang kurang optimal akan menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti timbulnya banjir, timbulnya penyakit, sanitasi lingkungan memburuk, turunnya kandungan organik lahan pertanian, dan mempercepat terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu diperlukan adanya komitmen bersama dalam pengelolaan sampah sehingga tidak menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan.
Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah diperlukan tidak hanya sebatas dalam membuang sampah di tempat yang seharusnya, namun diharapkan termasuk juga pengolahan sampah yang memberikan manfaat kembali bagi masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab Pranata Laboratorium Pendidikan dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi maka perlu diadakan pengabdian pada masyarakat.
Limbah organic rumah tangga selama ini hanya dibuang percuma ke tempat sampah. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan warga tentang teknologi pemanfaatan limbah organic rumah tangga seperti bio Enzyme.  Bio Enzim adalah  senyawa organik yang  dihasilkan oleh fermentasi  limbah  sayur/buah segar dengan media air dan gula merah serta penambahan ragi.  Bio Enzyme diklaim sebagai  solusi multiguna untuk aplikasi domestik dan pertanian dengan menggunakan mikro organisme  selektif  seperti ragi,  proses fermentasi membentuk garam mineral,  asam organik, alkohol, rantai alami  protein dan enzim. Bio Enzyme adalah pembersih alami universal yang  dihasilkan dari kulit sayur/buah (biasanya jeruk) atau limbah organic lainnya.  Ini adalah alternatif yang efektif untuk bahan kimia keras seperti pemutih, fenil, dan larutan kimia lainnya yang  biasanya digunakan dalam rumah tangga untuk mencuci kamar mandi, membersihkan  toilet, bersihkan  lantai, ubin,  dan permukaan lainnya.  Secara kimiawi, mereka adalah campuran zat organik kompleks  seperti protein, garam dan bahan lain yang merupakan produk sampingan dari bakteri / yeas yang digunakan untuk membuat Bio Enzyme. Zat organik  ini   mampu  memecah limbah kimia dan organik lainnya sehingga membantu kita dalam menghilangkan noda, bau,  menyingkirkan  mikroba  berbahaya, menetralkan racun dan polutan. Gula merah yang ditambahkan  dimanfaatkan oleh mikroba;  karena  metabolisme mereka ozon yang  diturunkan dapat membunuh  bakteri. Bio-enzim bertindak sebagai  agen anti-jamur, anti-bakteri dan insektisida.  Kulit  buah jeruk digunakan karena  sifatnya yang berbeda seperti wewangian dan rasa yang tajam, sumber vitamin C dan juga kaya akan sifat obat bersama dengan  nilai keasaman tinggi. Diharapkan Bio Enzyme yang dihasilkan membawa bau yang lebih nyaman dan mempunyai keasaman yang lebih tinggi.
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi Ceramah, Diskusi dan Praktek Langsung cara pengelolaan sampah rumah tangga dan prosedur pembuatan Bio Enzyme dari sampah rumah tangga dengan contoh limbah kulit jeruk pada hari Rabu 12 Oktober 2022 di Rumah Ketua RT. 12 Kelurahan Karang Anyar. Metode pelaksanaanya dirinci sebagai berikut :
Sosialisasi Pengelolaan sampah rumah tangga dan proses pembuatan Bio Enzyme kepada warga RT. 12 Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda.
- Praktek pemisahan sampah berdasarkan jenis sampah yaitu:
- Menyediakan satu tempat sampah khusus untuk sampah organik, sehingga tidak mencampuri sampah organik dengan yang anorganik. Sampah anorganik bisa dimanfaatkan dengan kerjasama antara pengurus RT. 12 dengan Bank Sampah dan pemulung yang terkoordinasi.
- Sampah organic adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makanan yang konsumsi. Ada baiknya jika sampah-sampah ini dipisahkan dari sampah kering yang nantinya bisa di daur ulang tanpa terlihat kotor atau bau.
- Sampah anorganik adalah sampah yang tergolong lebih sulit untuk terurai oleh mikroorganisme pengurai. Seperti botol minum bekas, kardus, plastik dan lain-lain.
- Praktek pembuatan Bio Enzyme dari sampah rumah tangga dengan tahapan sebagai berikut :
- Sampah organik dijadikan Bio Enzyme yang digunakan pada tanaman di rumah. Caranya dengan:
- Parut gula merah dan larutkan dalam air dengan perbandingan 1 : 10. Larutan air gula pastikan sampai dengan dari wadah Bio Enzyme.
- Potong -potong kulit jeruk dengan ukuran 5 mm untuk memperluas kontak bakteri/ragi sehingga cepat terfermentasi.
- Masukkan potongan kulit jeruk kedalam wadah Bio Enzyme dan tutup rapat serta pastikan kedap udara.
- Selama 2 minggu pertama buka tutup 1x setiap hari untuk membuang gas.
- Setelah 2 minggu buka tutup 2 hari sekali, dan setelah 4 minggu buka tutup 4 hari sekali.
- Proses fermentasi berlangsung selama 3 bulan untuk memastikan proses fermentasi sempurna khususnya untuk pertama kali.
- Membuat label tanggal masuk limbah organic dan tanggal panen (90 hari kemudian).
- Panen hanya airnya dan sisakan endapan serta bubur yang ada sebagai batch awal untuk katalis dalam mempercepat fermentasi berikutnya.
- Menyimpan Bio Enzyme pada wadah kedap udara.
- Bio Enzyme siap digunakan.
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi Ceramah, Diskusi dan Praktek Langsung cara pengelolaan sampah rumah tangga dan prosedur pembuatan Bio Enzyme dari sampah rumah tangga dengan contoh limbah kulit jeruk pada hari Rabu 12 Oktober 2022 di Rumah Ketua RT. 12 Kelurahan Karang Anyar.Â
Gambar 1. Sambutan Ketua Pengabdian Masyarakat PLP Prodi Pengelolaan Lingkungan Bapak Rusli Wahyuni dari Prodi Pengelolaan Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Gambar 2. Sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga dan proses pembuatan Bio Enzyme disampaikan oleh Bapak Estu pangaribowo, A.Md. sebagai Narasumber.
Gambar 3. Peserta Sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga dan proses pembuatan Bio Enzyme.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di RT. 12 Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda yang dilaksanakan selama 1 minggu dan 1 hari efektif termasuk koordinasi dengan mitra dalam hal ini Ketua RT. 12 Kelurahan Karang Anyar dan jajaran Pengurus serta dilanjutkan pelaksanaan sosisalisasi dan praktek pembuatan Bioenzyme.
Kendala yang dihadapi adalah kurangnya minat dan pengetahuan warga tentang pengelolaan limbah rumah tangga termasuk pembuatan Bioenzyme sehingga perlu sosialisasi dan transfer pengetahuan secara jangka Panjang. Pembuatan Bioenzyme sendiri membutuhkan waktu minimal 90 hari untuk mendapatkan hasil yang sesuai standar Bioenzyme sehingga perlu pendampingan kepada warga RT. 12 Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda sampai dengan panen Bioenzyme. Selama proses fermentasi hingga panen perlu dilakukan pemantauan parameter dan kondisi proses fermentasi untuk secara cepat memberikan solusi bilamana terjadi ketidaksesuaian dengan prosedur yang sudah ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H