MENERKA WAJAH
oleh: J.A Pakpahan
"Bangun, nanti terlambat kau sekolah!"
Mataku basah dengan kata-kata
Kala pagi tak kudengar suaranya bernyanyi
Meja makan yang kosong, piring kotor menumpuk, serta baju kemeja kemarin masih penuh daki dan tergantung di kamar mandi
Mataku basah dalam kesunyian
Kala malam tak kudengar suara televisi dan tawa bahagia darinya
Ruang tamu diam; asap rokok ayah pun tak lagi berkelahi dengannya
Semua bak asing dalam kepala
"Dimana foto ibuku, Ayah?"
Mataku basah dengan kata-kata
Kemudian ayah berlalu bersama waktu
Tidur dan tidak untuk bangun  kembali
Damai dengan tanah; memeluk ibu yang telah lebih dulu
Aku masih terus menerka
Tentang wajahnya yang tak lagi sama
Ribuan kertas dan pena tak mampu menemukanya
"Bagaimana lagi caraku mengenang mu, ibu?,
Bagaimana lagi caraku mengenang mu, ayah?"
Jambi, 25 mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H