Seringkali kita berpikir sesuatu hanya berdasar pada pemikiran kita saja. Kita tidak melihat samping kiri kanan, depan belakang, kita tidak mencoba berpikir sejenak dengan pemikiran dia. Kita melihat sesuatu itu baik menurut kita, seolah itu bagian dari kepedulian kita terhadap sesama, tapi pernahkah kita berpikir bagaimana perasaan seseorang itu? Jangan-jangan sebenarnya dia risih, hanya karena tidak enak, lantas dia seolah-olah senang karena kita pedulikan...
Bagi saya, peduli itu harus, karena kita makhluk sosial, tentu untuk bersosialisasi kita butuh kepedulian. Tapi bagi saya, kepedulian itu dua arah, kita peduli, tapi orang yang kita pedulikan juga harus peduli, jika tidak, hilangkan kepedulianmu itu, buang jauh-jauh. Atau...tidak peduli saja karena sebenarnya kita peduli.
Kepedulian akan berimbas pada pertanyaan-pertanyaan ingin tahu. Adakah manfaatnya bagi kita? Tentu saja tidak, manfaatnya hanya karena kita peduli, makanya kita tanya-tanya. Pertanyaannya, apakah orang yg kita pedulikan itu ikhlas kita tanya-tanya? Bayangkan...jika teman-teman dia juga bertanya hal yang sama, sekali dua kali bolehlah, tapi jika sepuluh orang yang bertanya dengan pertanyaan yang sama persis bgmn? Pusing bukan? Cenderung seballl...itulah sebabnya, tidak usahlah peduli karena kita peduli, karena kita tidak ingin menambah beban orang tersebut.
Kepedulian memang seperti pedang bermata dua, kepedulian yang berlebih tentu akan menjadikan keburukan, sedang ketidakpedulian juga bermuara pada keburukan. Maka...mari kita peduli dengan tidak peduli ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H