Mohon tunggu...
Joko Sustiyo
Joko Sustiyo Mohon Tunggu...

orang bodoh yang masih setia untuk belajar .....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Teori Keikhlasan (Saya)

12 Desember 2013   16:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:00 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya termasuk orang yang suka mengamati, melihat apa yang terjadi di sekeliling. jika ada yang menarik -bahkan hampir semua hal itu menarik, tergantung sudut pandang mana yang kita ambil dan tujuan kita mengamati hal itu-, saya akan amati, analisis, kenapa begini, kenapa begitu. contohnya kasus ini, dari satu peristiwa yang terjadi, saya membuat analisis sendiri tentang teori keikhlasan, menurut saya tentunya.

di satu kantor tertentu, di lokasi tertentu, terjadilah hal yang menarik menurut saya. sederhana saja, meski di sudut yang lain dipandang tidak sederhana, beberapa orang selalu mempertanyakan apa yang dia dapat jika melakukan sesuatu, sesuatu di jam kerja, pekerjaan yang memang pekerjaan mereka. jika saya begini, ada honornya tidak? kenapa tidak berhonor? honor saya mana? padahal, rata-rata gaji mereka melebihi rata-rata penghasilan penduduk Indonesia!!! aneh bukan? harta memang tidak pernah memuaskan, semakin punya harta, semakin ingin lebih, seperti minum air laut, semakin banyak yang diminum, semakin haus.

wow, menarik bukan??

lantas gimana? menurut saya, biarkan mereka seperti itu. karakter sudah terbentuk dari jaman dulu kala, kebiasaan, pemikiran yang mengendap, sudah mengendap. bagi saya, yang hanya pengamat ini, justru belajar dari karakter mereka. seperti apa mereka? mengapa mereka seperti itu? semua pembelajaran itu, akan semakin memperkaya pengetahuan kita, kemudian bisa kita lakukan yang terbaik.

di sini, mari kita belajar dari kantor itu. setidaknya, saya menemukan 4 level keikhlasan.

1. level pertama

level pertama adalah level orang-orang yang selalu mempertanyakan honor, tambahan penghasilan apa yang didapatnya jika mengerjakan ini itu. kalaupun kemudian mengerjakan sesuatu, dengan sebelumnya tidak bertanya tentang honor, setelah selesai mengerjakan sesuatu itu, dia akan terus menerus menagih honor yang akan dia dapat, jika tidak mendapat honor, kenapa tidak mendapat honor.

2. level kedua

level kedua adalah orang-orang yang mempertanyakan honor ketika telah selesai mengerjakan sesuatu. sebelum mengerjakan sesuatu, dia tidak bertanya ada honornya tidak, tapi setelah selesai, kemudian bertanya, honornya mana? kenapa tidak ada honornya?

3. level ketiga

level ketiga adalah orang-orang yang mengerjakan sesuatu tanpa bertanya sebelumnya ada honornya tidak dan setelah selesai mengerjakan sesuatu pun tidak bertanya mana honornya, tapi dalam hatinya dia mempertanyakan mana honornya? kenapa tidak ada honornya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun