RUMAH SAKIT PEMERINTAH, I LOVE YOU !!!
Rumah Sakit (RS) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Secara umum, rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta di Indonesia sangat jauh berbeda. Masyarakat menganggap dan mengalami bahwa pelayanan di rumah sakit swasta jauh lebih baik dari pada RS pemerintah. Padahal banyak kemudahan atau keuntungan yang didapatkan oleh RS pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dibandingkan dengan RS Swasta. Kelebihannya antara lain:
- Anggaran disediakan oleh pemerintah. Mulai dari pembangunan fisik, rehabilitasi dan renovasi, penyediaan alat-alat kesehatan, biaya maintenance, gaji sebagian besar karyawannya ditanggung pemerintah, obat-obatannya juga dibeli dengan anggaran pemerintah.
- Jika RS Pemerintah di Ibu Kota Provinsi yang ada Fakultas Kedokterannya, biasanya juga merangkap sebagai RS Pendidikan. Maka akan lebih banyak kelebihannya, karena hampir semua dokter ahli akan rangkap jabatan sebagai dokter dan staf pengajar. Sehingga dokter spesialis dan sub-spesialisnya tidak harus digaji khusus oleh RS. Demikian juga dokter peserta didik tanpa harus digaji khusus oleh RS tapi dapat diperbantukan di rumah sakit. Hal ini berlaku juga untuk perawat dan bidan, mereka dapat melaksanakan praktek lapangan di RS tersebut, sehingga pelayanan terhadap pasien akan makin baik. Kenapa? Karena para calon dokter, perawat dan bidan akan memberikan pelayanan seperti yang diajarkan di kampus atau sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Anggapan masyarakat terhadap peserta didik yang menjadikan pasien sebagai “kelinci percobaan” bagi mereka adalah tidak benar. Karena peserta didik yang bekerja di RS Pendidikan senantiasa dibawah pengawasan dan bimbingan staf pengajar dan senior mereka.
- RS Pemerintah mempunyai akses dan link dengan RS Pemerintah lainnya yang mempunyai Grade lebih tinggi sehinga memudahkan dalam proses rujukan
Semua kelebihan diatas tidak dimiliki oleh RS Swasta manapun di Indonesia. Malah RS Swasta umumnya merekrut tenaga dokter ahli dari RS Pemerintah yang ada. RS Swasta tidak dapat menjalankan fungsinya tanpa ada bantuan dari tenaga-tenaga kesehatan dari RS Pemerintah. Jadi jelas, bahwa RS Pemerintah seharusnya menjadi RS dengan pelayanan terbaik, berdasarkan potensi-potensi yang dimilikinya tersebut. Tapi anehnya, yang terjadi adalah RS Pemerintah tidak mampu mengoptimalkan potensi-potensinya serta tidak sepenuhnya memanfaatkan peluang-peluang besar yang dipunyainya. Bahkan terkesan RS Pemerintah layaknya unit pelayanan kesehatan yang serba kekurangan. Kekurangan dana, kekurangan tenaga, kekurangan peralatan, kekurangan kepedulian, kekurangan perhatian, dan berbagai kekurangan-kekurangan lainnya. Dan anehnya lagi, masyarakat dan personil pemerintah serta personil legislatif sendiri malah selalu menyalahkan dan menghujat layanan kesehatan RS Pemerintah, layaknya RS Pemerintah bukan milik mereka dan mereka tidak mempunyai tanggung jawab dalam memajukan RS tersebut. Padahal, RS Swasta bisa melaksanakan pelayanan kesehatan dan menggaji karyawannya hanya dari pembayaran pasien, sedangkan manajemennya tidak jauh berbeda.
Persepsi masyarakat belum banyak berubah hingga era JKN/BPJS sekarang ini. Masyarakat lebih memilih RS swasta yang melayani pasien BPJS dibandingkan dengan RS pemerintah. Hal tersebut selalu dilandasi pemikiran bahwa pelayanan di RS swasta pasti akan lebih baik, cepat dan professional. Menyikapi hal tersebut, semestinya RS Pemerintah segera berbenah diri agar dapat bersaing dengan RS Swasta. Apalagi dengan dukungan anggaran dari APBD dan APBN yang pasti dikucurkan oleh pemerintah dapat menjadikan RS Pemerintah menjadi yang terbaik dan menjadi kebanggaan masyarakat. Dengan demikian tidak ada lagi RS Pemerintah yang mengeluh kekurangan tempat tidur, kekurangan peralatan medis, kekurangan dana, kekurangan tenaga ahli, apalagi kekurangan pasien.
mas dj was here
@jokosusiloku (11062015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H