Alkisah, keamanan di Jalan Kupang Gang I Jakarta semangkin memprihatinkan. Kasus pencurian alat-alat peraga di Sekolah Koplak yang dikelola Bu Dinces disusul dengan lenyapnya satu unit komputer apel yang sedang diserpis di tempat serpis komputer dan serper milik Mbah Jenggot menjadi awal dari rangkaian pencurian yang terjadi sejak seminggu belakangan ini. Tiga hari kemudian giliran Ibu Jadoel dan Ibu Ice Jus yang menangis girap-girap di pagi hari bolong. Ibu Jadoel kehilangan satu peti koleksi kaset-kaset grup NKOTB (anak-anak baru di ujung gang) dan satu peti koleksi kaset video filem-filem Suzzana dan Barry Prima sementara Ibu Ice Jus kehilangan satu blender merek nasional yang biasa dipakainya untuk membuat alpuket ice, kelapa muda ice dan ice crava isaura andalan warung Ice-Jus-nya. Dua hari yang lalu bengkel motor tante Rossi juga kehilangan 46 kaca spion ducati dan 46 spatbor. Mpok Ariyani yang dagang baju juga kehilangan satu lusin legging bermotif macan tutul. Malam ini giliran Mbak Uni yang nangis gulung koming lantaran tiga karung kancing lepis yang siap dimasaknya untuk menu sahur lenyap digondol maling. Ketua RT, Pak Soekardee yang jebolan AMN langsung mengadakan rapat darurat di teras rumahnya untuk membahas masalah keamanan di wilayah Jalan Kupang Gang I dengan dihadiri oleh para pemuda setempat: Soekaspo Haryawan Tauladan yang menjadi setap pentri di cafe Mbak Uni, Dulkemit Cokrowardoyo pemuda Suriname asal Paramaribo yang merantau balik ke tanah Djawa, Mbah Jenggot DRJ (Dowone Ra Jamak) yang pemilik serpis komputer, Abang Uda yang pemilik Pulsa Corner dan Serpis BB diujung gang...
Juga hadir Mister Jack Katrow, londo ireng yang ngekos di atas Café Mbak Uni yang ngakunya kerja di off-shore di Nigeria tapi sering kelihatan mondar-mondar di ps Tanah Abang. Lalu datang juga Babeh Helmi dan Mbah Pit yang tetua di kampong situ (selain pak laksamana Soekardee…).
Rapat RT berlangsung tegang.
Pak Soekardee terus mengelus-ngelus senjata..cluritnya yang berkilauan diterpa sinar mentari pagi.
Soekaspo angkat bicara, “Pak Kardee saya siyap diangkat menjadi sekuriti di RT ini demi menjaga keamanan dan stabilitas gang kita! Asal…”
“Asal apa?” tanya Pak Kardee.
“Asal bayarannya pas!” tukas Kaspo..
“Wah itu tidak mungkin ki Sanak! Kita perlu tenaga sukarela tanpa pamrih untuk menjaga kampung!” jawab Pak Kardee.
Akhirnya disepakati bahwa keamanan kampung akan dipegang secara bergiliran. Mbah Jenggot dan Pak Soekardee akan mengawali ronda malam itu sebagai giliran pertama.
Terbersit kekuciwaan di hati Soekaspo. Sebagaimana kegagalannya menjadi artis di ibukota telah punah, kini harapannya menjadi tenaga sekuriti bayaran demi membiayai perjalanannya kembali ke Eropah kandas seketika. Terdiam sejenak-dua jenak.. tiba-tiba terlintas ide yang sungguh cemerlang.
Seusai rapat RT bersegeralah Soekaspo bergegas menuju Wartel di ujung gang, dihubunginya kambratnya Jepe…
***
Jam dua dini hari.
Mbak Uni terbangun untuk menyiapkan semur kancing lepis sebagai menu sahur, ketika tiba-tiba terlihat sekelebat bayangan di dapurnya. Tak lama kemudian terdengar suara “gedosraak!”..
“Siapa itu?” tanya Mbak Uni ke arah dapur…
“kuciiiiiaanggg…” jawab suara dari dapur.
“Haah! Ada kucing kok bisa ngomong??! Ini pasti maling!” bathin Mbak Uni.
Diambilnya raket nyamuk bersengat listrik 35 watt di sebelah tempat tidurnya dan Mbak Uni memberanikan diri menuju dapur.
Sampai di dapur dinyalakannya lampu secara mendadak untuk mengagetkan sang pencuri.
Saat lampu menyala terlihat kulkas terbuka dan terlihat di depan kulkas seorang berkaos merah bertopeng doraemon sedang berusaha mencuri kueh tart kancing lepis dari dalam kulkas sisa buka puasa…
Mbak Uni pun berteriak sekuat tenaga "MUUAAAALIIIIIINNNGGG!!"
Si kaos merah terkejut dan langsung keluar lewat jendela dapur menuju jalanan…
Namus hanya sejurus kemudian, terdengarlah suara menggelegar dari arah jalanan,
“Hai b47*ngan t3ngik! Jangan coba-coba kau melarikan diri..ri..ri..ri….!!!” demikian suara bergema yang ternyata berasal dari…. Soekaspo!
Si kaos merah bertopeng doraemon mengeluarkan sesuatu yang berkilat dari celananya… KERIS!
Dan dia pun berseru..
“Maju kau ki sanak kalau kau memang bernyali!!! Hahahahaha!!” seru si kaos merah bertopeng Doraemon..
“Hah.. menyerahlah kau b47*ngan t3ngik.. sebelum ajian Lampah Lumpuhku menhancurkanmu!” seru Soekaspo tak kalah sangar.
Mbak Uni, Bu Dinces, Bu Jadoel, Bu Ice, Mpok Ariyani dan Tante Rossi yang sudah berada di sana ramai-ramai berusaha mencegah Soekaspo yang nampaknya dengan tangan kosong hendak berklahi dengan sang maling…
“Mas Kaspo sudahlah Mas! Jangan kau ladeni bedebah itu!” teriak para Ibu dan remaja puteri sekalian.
“Jangan kuatir! Ilmu silat Tjileboetku akan menghancurkan dia” tukas Soekaspo..
“Rasakan ini…JIIIIAAAAATTTTT!!!” teriak Soekaspo sambil meluncat ke arah sang Maling
Sang Maling pun tak mau kalah, segera berteriak dan menerjang ke arah Soekaspo dengan Keris diacungkan ke atas…”JIAAAAAAATTT!!”
---cut---
Mohon maaf, adegan berikutnya adalah adengan perkelahian yang penuh kesadisan. Jika Pembaca berkehendak menyimak secara detail adegan perkelahian tersebut, Pembaca yang budiman dipersilaken mengklik tautan di bawah ini:
http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/05/23/pendekar-koplak-dari-pasar-selasa/
Jika tidak maka Pembaca dipersilaken menikmati gambar yang dikirim oleh adik Sholeh di SD Koplak Lima Petang Jakarta di bawah ini.
Gambarnya pemandangan… Bagus!
***
Singkat kata, singkat cerita, Soekaspo berhasil menaklukan dan membekuk sang maling berbaju merah bertopeng doraemon. Sang Maling diikat dengan tali kapal dan meringkuk di pojok dekat tempat sampah sementara Soekaspo disambut oleh warga bak Pahlawan.
"Oh Mas Kaspo ternyata kau ampuh juga!" kata Bu Jadoel.
"Mas Kaspo tak dinyana kau begitu sakti!!" sambut Mbak Uni sambil langsung menyalakan kompor untuk menghangatkan semur kancing lepis.
Tiba-tiba muncul Pak RT Soekardee dari ujung gang masih dengan clurit tergenggam.
"Ada apa ini rame-rame?" tanya Pak Soekardee.
"Potong padi.." kata Bu Dinces asal...
Bu Ice menjelaskan "Begini Pak, tadi Mas Kaspo berhasil melumpuhkan maling dengan hanya tangan kosong!"
"Luar biasa kau Nak Kaspo! Bapak angkat kau menjadi sekuriti RT ini!" demikian kata Pak Soekardee...
"Terima kasih Pak Kardee.. terima kasih!" kata Soekaspo berseri-seri.
Mbak Uni berseru dari dalam Cafe "Mari kita rayakan dengan Sahur bersama! Semuanya boleh makan semur satu piring kumplit pakai lauk dan nasi anget! Mas Kaspo sebagai jagoan boleh makan sahur gratis di Cafe-ku selama 46 hari!!"
"Hidup Kaspo!" teriak Tante Rossi..."Hip hip hip... horeeee!" teriak seluruh warga.
"Mana malingnya?" tanya Pak Soekardee.
"Di sana Pak, di pojokan" kata Soekaspo.
"Mari kita buka topengnya.... saya penasaran mau lihat siapa maling itu!" kata Pak Kardee.
"Ooh tidak usah repot-repot Pak, tidak usah dibuka topengnya.. Nanti biar saya yang urus ke Polsek" kata Soekaspo yang tiba-tiba terlihat panik.
"Tapi saya mau lihat dulu wajahnya!" kata Pak Kardee..
"Jangan Pak! Pasti wajahnya nakutin!" kata Soekaspo.
Tanpa bisa dicegah, Pak Soekardee menarik topeng doraemon dari kepala sang maling... dan terlihatlah seraut senyum cengengesan dari sang pemilik wajah.... JEPE!
"HLO?! Ini kan kambratmu si Jepe??" kata Pak Kardee terkejut setengah mati..
"I...i..iya Pak Kardee" jawab Soekaspo yang sekarang tampak sangat panik.
Tante Rossi pun bertanya, "Apa ini sekongkolan antara kamu dan Jepe?!"
"I.. i...iya Tante..." jawab Soekaspo ketakutan..
"Untuk apa kau bersekongkol?!" tanya Pak Soekardee geram.
"Maksud saya, kalau saya bisa menangkap maling dengan tangan kosong maka saya akan dianggap jagoan sakti di kampung ini Pak sehingga saya bisa jadi sekuriti di sini... Makanya saya suruh Jepe pura-pura jadi maling dan saya tangkap... begitu Pak" kata Soekaspo tertunduk lesu..
Tiba-tiba muncul Mbak Uni dengan dua panci semur kancing lepis...
"rasain nih..." Byuuurr ......siraman semur kancing lepis mengguyur kepala Soekaspo..
"Wakakakakak..rasain loe Po emang enak diguyur semur!" tiba-tiba terdengar Jepe angkat bicara..
"heh?! Kamu juga nih... rasain!!!" kata Mbak Uni..
Mak Byuuurrr!
Cerita ini diguyur oleh Coplaque yo Band
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H