[caption id="attachment_317588" align="aligncenter" width="590" caption="Oostende - Kota yang Mengawali Akhir Marvin Gaye (dok. pribadi)"][/caption] Hari Valentine 1981. Kapal yang membawa penyanyi soul Marvin Gaye dan Bubby, anaknya merapat di Oostende. Depresif dengan segudang masalah: perceraian, kebangkrutan, lilitan hutang pembayaran pajak dan ketergantungan akan kokain, Marvin seakan ingin mengakhiri karir dan hidupnya di kota pantai di barat laut Belgia itu. Hampir tak seorang pun di Oostende mengenal siapa Marvin Gaye saat itu. Marvin Gaye sang Prince of Soul, seperti juga legenda hidup Stevie Wonder, Diana Ross & the Supremes dan the Jackson 5 adalah penyanyi ikon dari rumah produksi Motown Records. Gaye mengawali kesuksesannya di awal dekade 60-an baik dengan hits-hits solo-nya seperti Can I get a Witness, How Sweet It is, It Takes Two maupun duetnya antara lain dengan biduan Tammi Terrell seperti Ain't No Mountain High Enough, Ain't Nothing Like the Real Thing. Puncak ketenaran Gaye yang jangkauan nadanya melebihi 3 oktaf di dekade 60-an tersebut adalah single-nya, I Heard It Through the Grapevine yang merupakan lagu Gaye pertama yang menduduki peringkat pertama Billboard Hot 100 dan terjual 4 juta kopi. Di kemudian hari, di tahun 2004, Majalah Rolling Stones menempatkan lagu versi Gaye tersebut pada peringkat 80 dari 500 lagu terbaik sepanjang waktu. Tahun 70-an mencatat Marvin Gaye sebagai salah satu penyanyi Soul pertama yang mengangkat tema sosial di lirik-lirik lagunya. Seperti legenda soul lainnya, Curtis Mayfield, Gaye keluar dari jalur romantis musik soul dan menyinggung tema Perang Vietnam, ketidakadilan terhadap kaum muda di albumnya What's Going On? atau ketidakadilan terhadap keturunan afro-amerika dengan menyanyikan lagu Abraham, Martin & John. Namun demikian, ketenaran Gaye sangat kental terasosiasi dengan sensualitas. Album Let's Get It on (1973) dianggap banyak pengamat musik saat itu sebagai album ter-sexy sepanjang sejarah. Kemunduran Gaye dimulai di akhir 1978 saat dia mulai kecanduan kokain, bercerai dengan istrinya, terkena krisis keuangan dan berhutang pajak. Masalah terakhirlah yang membuat Gaye seakan melarikan diri dari Amerika Serikat untuk bermukim di London,Inggris sampai tahun 1981. Persembunyian di London, ternyata tidak membuatnya bisa melarikan diri dari masalah. Satu masalah sengketa rekaman dengan Motown, rumah produksi yang telah membesarkannya, membuat Gaye mencapai titik depresi dan memutuskan untuk menenangkan diri Oostende, Belgia untuk beberapa minggu. [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Marvin Gaye & Freddy Cousaert di Oostende (sumber: www.visitoostende.be)"]
(lirik Abraham, Martin and John)
[caption id="attachment_317591" align="aligncenter" width="590" caption="Senja di Oostende yang menginspirasi kebangkitan Gaye (dok.pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H