Kecintaan dan kebanggaan kepada anak seringkali membuat orang tua ingin merayakan, mengabadikan dan mengabarkan keberhasilan dan kesuksesan anak-anak mereka lewat pemasangan foto anak-anak tersebut di media sosial di internet, misalnya di Facebook ataupun di blog-blog pribadi seperti Kompasiana. Berbagi kebanggaan maupun kebahagiaan dalam keluarga ke orang-orang di sekitar adalah kebiasaan yang sangat lumrah bahkan sangat baik untuk dilakukan.
Namun patut dipertimbangkan kiranya tingkat keamanan dari pemasangan foto-foto tersebut. Facebook, misalnya, memiliki perangkat untuk membatasi akses ke foto-foto di akun seorang pengguna. Seorang pengguna Facebook dapat men-setting bahwa hanya orang-orang dalam jaringannyalah yang dapat mengakses foto-foto pengguna yang bersangkutan.
Sayang sekali bahwa blog pribadi seperti Kompasiana belum diperlengkapi dengan perangkat setting pembatasan akses seperti di Facebook. Setiap foto yang Anda pasang di tulisan Anda dapat dilihat, diunduh dan disimpan oleh setiap pengguna internet, baik itu Kompasianer atau bukan dan di mana saja, baik itu di Nabire di Papua, di Mal Taman Anggrek di Jakarta, di kafe-kafe di Paris, di New York, di Mumbay, maupun di Valparaiso di Chile.
Apakah bahayanya memasang foto-foto anak di laman yang dapat diakses semua orang seperti Kompasiana?
Primero, foto dapat digunakan sebagai alat identifikasi anak-anak pada saat foto tersebut disertai dengan informasi pribadi, seperti lokasi tempat tinggal anak (kota, kecamatan,…), kegiatan anak (klub karate ini, sekolah itu,…). Foto dan informasi seperti ini dapat dipakai oleh pihak-pihak tertentu seperti kalangan pedofil untuk “mendekati” (termasuk memburu dan menjebak) anak yang bersangkutan baik itu di dunia maya maupun di dunia nyata (child grooming). Kemungkinan lainnya adalah penyalahgunaan informasi maupun perubahan atas foto-foto anak, dengan penggunaan perangkat lunak seperti Photoshop atau Coreldraw, dan penyebarannya lebih lanjut di halaman-halaman porno oleh pihak-pihak tersebut yang dapat menyebabkan kerugian moril dan materil yang tidak sedikit bagi keluarga korban.
Segundo, seringkali orang tua sendiri tidak menyadari bahwa foto anak tersebut sudah cukup “mengundang” bagi para pedofil. Foto bayi atau anak balita yang sedang dimandikan adalah pengabadian momen yang sangat indah bagi orang tua. Foto anak-anak sedang mandi di sungai juga merupakan momen unik yang patut diabadikan. Orang tua seringkali tidak menyadari bahwa apa yang indah tersebut adalah foto-foto yang menimbulkan nafsu bagi pihak tertentu.
Mungkin ada beberapa tips yang dapat kita gunakan sebagai penulis blog berkaitan dengan pemostingan gambar anak-anak di blog pribadi yang dapat diakses semua orang seperti Kompasiana:
- Hanya mem-posting foto anak-anak jika dan hanya jika hal itu sungguh sangat relevan dengan isi tulisan. Jika hal tersebut dilakukan, usahakan sedapat mungkin bahwa wajah anak-anak tidak tampak secara jelas. (Di beberapa negara di Eropa barat, wajah anak-anak di foto di media masa koran, majalah dan televisi selalu disamarkan atau di-blurred)
- Jika sang anak sudah dapat diajak bicara/berdiskusi maka kita harus minta ijin kepada sang anak sebelum mem-posting fotonya. Jelaskan maksud dari tulisan di blog kita.
- Jika anak tersebut bukan anak kita, maka kita harus minta ijin kepada orang tua anak yang bersangkutan.
- Jika pe-mostingan akan dilakukan, perhatikan benar bahwa foto tersebut benar-benar sopan atau sedapat mungkin berpakaian penuh. Walaupun “foto sopan” dapat diubah dengan Photoshop seperti diterangkan sebelumnya, pemasangan “foto sopan” dapat mengurangi resiko penyalahgunaan secara signifikan. Pemasangan gambar anak yang sedang berenang harus mendapat perhatian khusus. Pengambilan gambar sedapat mungkin terfokus pada kegiatannya (berenang) dan tidak menampilkan anak (wajah dan badannya) dalam pakaian renang secara penuh.
Satu usulan untuk Admin Kompasiana:
diciptakannya suatu formulir elektronik yang harus diisi oleh seorang penulis yang bermaksud untuk menampilkan foto anak-anak di tulisannya. Lewat formulir ini misalnya si penulis menjamin bahwa yang bersangkutan telah mendapat ijin dari anak atau dari orang tua si anak. Formulir ini juga selayaknya berisi persetujuan bahwa penulis sadar sepenuhnya dan siap menanggung resiko dari penyebaran foto-foto anak tersebut di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H