...
bisakah kita berpisah? Kita berbeda dalam banyak hal.”
Tentu saja kita berbeda. Kau pria, aku wanita. Kau berotot, aku berlemak tipis. Kau tinggi, aku lebih pendek lima senti darimu. Kau kuat, aku lemah. Kau tampan, aku cantik kata ibu. Tak ada yang sama di antara kita.
Pertanyaan dan pernyataan singkat dari seorang Desy Desol inilah yang membuka kisah percintaan "threesome"antara 3 Kompasianer Desy Desol sendiri, Pebrianov dan Cyrus dalam buku kumpulan prosa "Jejak-Jejak Rindu" yang ditujukan untuk konsumen pembaca berusia 21 tahun ke atas.
Pertanyaan Desol dalam puisi pembuka dengan judul yang sama dengan judul buku inilah yang kemudian dijawab Pebrianov. Dengan khas, layaknya setiap 'pejantan', Pebrianov serta merta menawarkan solusi untuk kerinduan Desy Desol,
...
kutengok lagi orang ini,
Berharap dia berhenti merindu
Bah ! Kapan bisa kau lakukan Desol ?
Alih-alih ter-mehek-mehek, Desy Desol justru menawarkan 'belatinya', menantang Pebrianov yang 'konon jantan' untuk menyayat-nyayat, untuk 'membunuhnya', membunuh rasa rindu di dalam dirinya.
Pebrianov yang 'jantan' terus mengejar, menuntut Desy Desol untuk berhenti merindu. Lengkap dengan segala maskulinitasnya yang hitam putih: muncrat, lendir, orgasme, klimaks adalah sebagian dari rangkaian kata yang selalu coba dipadu Pebrianov untuk menunjukan betapa lelaki-nya dia kepada Desy Desol.
Desy Desol sendiri bukanlah sekedar kembang pasif perindu kumbang yang yang hanya mampu bergerak oleh angin untuk menghindar dengan tarian kata-kata yang indah untuk mengecoh, melarikan diri dari kejaran Pebrianov. Desy Desol adalah 'belati' dan 'api' yang tidak hanya mampu 'membunuh' tapi juga 'memanggang' Pebrianov agar dimangsa kawanan serigala yang tertawa.
Puisi-puisi yang saling beradu antara Desy Desol dan Pebrianov dalam buku ini mengalami kulminasi di suatu titik sebelum akhirnya turun dan mengalami pendinginan, plateau.
Selesai? Belum!