Tahukah Anda keistimewaan tanaman janda bolong dan pakis? Jika janda bolong adalah tanaman yang sedang nge-hits maka pakis adalah tanaman purbakala yang sudah ada sejak dinosaurus, brontosaurus masih berkeliaran di muka bumi dan tidak mengalami evolusi yang berarti.
Ibarat tanaman, maka di dunia sepak bola pun ada janda bolong dan pakis.Â
Kalau janda bolong di sepakbola adalah Rashford, Ronaldo, Haaland, Alexander-Arnold, Mbappe, Sancho dan lain-lain, maka pakis-nya adalah pemain Real Betis Balompie:Â Joaquin Sanchez!
Saya tahu persis, alis mata Anda yang kelahiran tahun 90-an akan berkerenyit membaca nama Joaquin Sanchez.
Joaquin Sanchez atau lebih dikenal sebagai Joaquin adalah pemain berkebangsaan Spanyol yang lahir di El Puerto de Santa Maria di Cadiz, 21 Juli 1981. Dengan umurnya yang sudah nyaris 40 tahun, Joaquin tercatat sebagai:
- pemain tertua ketiga di Liga Santander musim kompetisi 2020/21 ini (Diario Sevilla, 30 September 2020) Â
- pemain pencetak hatrick tertua sepanjang sejarang Liga Spanyol mengalahkan legenda Real Madrid, Alfredo di Stefano (El Mundo, Januari 2020) Gol ini dicetak Joaquin saat Real Betis mengalahkan Athletic Bilbao 3-2 pada 8 Desember 2019.
- pemain dengan jumlah pertandingan terbanyak kedua dalam sejarah Liga Spanyol (BDFutbol) setelah kiper legendaris Andoni Zubizareta
- pemain dengan jumlah pertandingan terbanyak dalam sejarah Real Betis Balompie
Setelah bermain untuk tim kanak-kanak dan remaja di kota kelahirannya dan kemudian di Real Betis, Joaquin memulai karirnya di Real Betis B yang bermain untuk liga 2 Spanyol pada tahun 1999. Hanya setahun di tim filial, tahun 2000 Joaquin sudah masuk ke tim utama Real Betis yang bermain di liga 1.Â
Sejak dini, permainan Joaquin sebagai sayap kanan murni ini sungguh mempesona. Walau bertubuh agak gempal, Joaquin memiliki kecepatan yang luar biasa untuk menyusuri sisi kanan lapangan. Tekniknya untuk mendribel bola sambil meliak-liuk melewati pemain belakang tim lawan (regatear dalam bahasa Spanyol) sangatlah tinggi. Tidak heran pelatih timnas Spanyol saat itu Jose Antonio Camacho langsung memasukan Joaquin yang baru berumur 20 dalam seleksinya dan membawanya ke Piala Dunia di Jepang dan Korea tahun 2002.
Piala Dunia 2002 adalah pengalaman manis sekaligus getir untuk Joaquin muda. Di perempat final melawan tuan rumah Korea Selatan yang penuh kontroversi, Joaquin gagal mengeksekusi penalti yang sekaligus mengandaskan angan-angan tim Spanyol untuk lolos ke semi final.
Selepas Piala Dunia 2002, karir Joaquin makin berkilau dengan timnya Real Betis. Joaquin menjadi salah satu kunci keberhasilan Real Betis meraih Piala Raja Spanyol (Copa del Rey) tahun 2005. Selama empat musim kompetisi berturut-turut Joaquin mencatat rata-rata 12-13 umpan yang menghasilkan gol (assist) per tahunnya.
Antara tahun 2006 dan 2015, Joaquin bermain di tiga klub: Valencia CF, Malaga CF dan Fiorentina, sebelum akhirnya kembali ke pangkuan tim yang membesarkannya, Real Betis Balompie, di musim kompetisi 2015-2016. Walau tak pernah bermain di Real Madrid, Barcelona atau Atletico Madrid, Joaquin tercatat juga sebagai pemain Spanyol dengan jumlah kemenangan terbesar sepanjang sejarah liga (Mundo Deportivo, 24-11-2019).