Banyak penulis yang mencoba membongkar asal usul istilah "debat kusir" dengan bersumber dari berbagi legenda urban. Â
Yang paling terkenal adalah hikayat yang menceritakan bagaimana Pahlawan Nasional kita yang juga adalah diplomat ulung, Bapak Hj Agus Salim saat Beliau konon pernah berdebat dengan kusir delman tentang kuda yang mengeluarkan angin (kentut) karena kemasukan angin.Â
Konon, mendengar kuda delman itu kentut maka Pak Hj Agus Salim menarik kesimpulan bahwa sang kuda sakit masuk angin sementara sang sais delman ngotot bahwa dengan mengentut (jangan sampai salah tulis (!)) berarti sang kuda mengeluarkan angin. Terjadilah debat (dengan) kusir tersebut. Cerita ini diceritakan kembali misalnya oleh Kompasianer Hadi Tresna di tulisannya di tahun 2011, atau di artikel yang diterbitkan Tajuk Lombok. com di tahun 2019.
Penulis menemukan hal lain berdasarkan kajian fonologi secara amatiran namun tidak ugal-ugalan:
Kosa kata Bahasa Belanda untuk ber-diskusi dalam kamus online bahasa Belanda VanDale adalah discussieren. Pengucapan kata ini adalah [dis-kus-sier-en] Â atau kalau cepat akan terdengar seperti [diskusiren] dengan penekanan pada potongan kata kusir.
Bagi penulis, inilah asal usul kata debat kusir.Â
Dari kata Belanda "discussieren" yang berarti ber-diskusi yang secara fonetik ditangkap oleh penduduk nusantara jaman dahulu sebagian katanya yaitu kusir.Â
"Oh orang-orang londho itu sedang berdebat.. diskusiren, kusiren, kusir!"
Tidak setuju?
Silakan mendebat pendapat saya ini. Boleh nge-gas asal jangan keluar angin seperti kuda delman yang ditumpangi Pak Hj Agus Salim.