Hal inilah yang juga membuat Real Betis disebut tim Robin Hood: meraih angka dengan susah payah saat melawan tim-tim atas, dan buang-buang angka lewat main buruk dan kalah saat melawan tim-tim bawah.
Adalah satu hal menarik yang terjadi di akhir pertandingan melawan Granada (1-4). Begitu peluit akhir pertandingan berbunyi, pelatih Betis, Víctor Sánchez del Amo ‘menghukum’ para pemainnya dengan mengharuskan mereka untuk tinggal sekitar 5 menit di lapangan untuk mendengarkan caci maki para pendukung Betis. Setelah puas mencaci maki para pemain selama 5 menit, para pendukung Betis secara tiba-tiba malah menyanyikan lagu-lagu dan yel-yel dukungan Real Betis yang membuat para pendukung Granada yang masih tinggal di stadion memberikan aplaus panjang.
Yang jelas menjadi pendukung Real Betis berarti menjadi pendamba kenyataan. Dalam mendamba kenyataan kemenangan atau keberhasilan tidaklah dinilai dari skor pertandingan. Kemenangan atau keberhasilan dilihat dari usaha dan kegigihan di lapangan, kemampuan untuk bangkit dari kekalahan, keluar dari zona degradasi, keberhasilan menyamakan kedudukan.
Skor pertandingan hanyalah bonus kegigihan.
Seperti malam ini: Betis sempat tertinggal 0-1 dari Malaga gara-gara blunder back Tosca di babak pertama. Jonas berhasil menyamakan kedudukan jadi 1-1 lalu Sanabria membalik keadaan sehingga Betis menang 2-1 lawan Malaga.
Kemenangan di saat pesimisme meraja setelah kekalahan derbi beberapa hari yang lalu. Kemenangan di saat tidak diduga sebagaimana kadang-kadang geliat usaha terakhir kita dalam hidup beraroma putus asa justru membuahkan hasil.
Viva el Betis manque pierda!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H