Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fisioterapis: Profesi Medis Masa Depan

10 Juni 2014   23:42 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:21 5494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_328321" align="aligncenter" width="432" caption="Profesor Fisioterapi dari Korea Selatan Memperagakan Penanganan Gangguan Gerak pada Leher (dok. F.R.Suwarti)"][/caption]

Anda punya problem gerak? Bagian tubuh Anda mengalami kekakuan untuk bergerak seperti kaku di leher?Atau Anda merasakan nyeri di bagian tubuh tertentu di saat bergerak, pinggang atau persendian misalnya?

Pernah mendengar istilah fisioterapi atau fisioterapis?

Secara kasar dan gampang, fisioterapis atau yang di beberapa negara disebut juga sebagai kinesiterapis adalah salah satu profesi medis yang dapat langsung menangani pasien yang mengalami problema gerak, dengan maupun tanpa rujukan dokter.

Dalam definisi yang lebih lengkap(keputusan Menkes RI no 778 tahun 2008) fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi.

Fisioterapi dapat melatih pasien dengan olahraga atau latihan gerak khusus, penguluran dan bermacam-macam teknik termasuk penggunaan panas, krioterapi (dingin), elektroterapi, hidroterapi, ultrasonografi dan menggunakan beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat diatasi dengan latihan-latihan fisioterapi.

[caption id="attachment_328323" align="aligncenter" width="432" caption="Latihan Lutut Paska Operasi TKR (Total Knee Replacement) (dok. F.R. Suwarti)"]

14023931051298645254
14023931051298645254
[/caption]

Di Indonesia sendiri dikenal paling tidak lima bidang peminatan atau spesialisasi dalam ilmu fisioterapi yaitu pediatri yang berfokus pada anak-anak, ortopedi yang berhubungan dengan gangguan pada sistem muskuloskeletal (otot dan kerangka), olah raga yang berfokus individu yang aktif secara fisik, neuromuskuler yang terkait dengan gangguan pada sistema syaraf dan otot, kardiopulmunal yang terkait dengan gangguan jantung dan paru-paru, dansistem integument yang berhubungan dengan kulit. Beberapa bidang spesialisasi lainnya juga mulai berkembang di negara kita, seperti fisioterapi geriatri yang mem-fokus pada gangguan gerak yang disebabkan oleh proses penuaan.

Konon adalah "Bapak Kedokteran Barat" sendiri, yaitu Hippokrates yang memelopori terapi melalui pemijatan, latihan gerak maupun hidroterapi untuk penyembuhan pada sekitar 460 tahun sebelum masehi. Fisioterapi moderen sendiri dipelopori oleh Elizabeth Kenny, seorang perawat asal Australia yang menggagas terapi dengan latihan gerak untuk melawan penyakit polio di tahun 1910 di saat vaksin polio belum populer.

Pendidikan di Indonesia

Tepat 46 tahun yang lalu, 10 Juni 1968, atas prakarsa Prof Dr R Soeharso didirikanlah Ikatan Fisioterapi Indonesia (IKAFI) sebagai sebagai wadah profesi fisioterapi di Indonesia yang dikemudian hari singkatannya berubah menjadi IFI.

Fisioterapi di Indonesia sendiri sudah dirintis jauh sebelum itu, yaitu sejak jaman perang kemerdekaan. Di tahun 1945 Prof Soeharso mendirikan Rehabilitatie Centrum (RC) di Solo, Jawa Tengah. Pendirian RC saat itu didasari pemikiran untuk menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi terpadu di bawah satu atap untuk menangani penderita cacat tubuh akibat perang. Dari pemikiran itu pulalah Sekolah perawat Fisioterapi yang pertama di Indonesia berdiri pada tahun 1964 yang di kemudian hari berubah enjadi Akademi Fisioterapi sebagai satu kesatuan dan pendukung dari kegiatan rehabilitasi medis terpadu.

[caption id="attachment_328324" align="aligncenter" width="432" caption="Prof Mantana (Mahidol Univ. Thailand) Memperagakan Terapi untuk Bahu Kaku (dok. F.R. Suwarti)"]

1402393193996312468
1402393193996312468
[/caption]

Hari ini ada belasan akademi fisioterapi di Indonesia yang melahirkan tenaga-tenaga fisioterapis dengan jenjang pendidikan berorientasi terapan yaitu D3 dan D4. Dalam rangka pengembangan ilmu fisioterapi itu sendiri, lima perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia kini sudah menyelenggarakan jenjang strata 1 atau S1 yaitu: Universitas Indonusa Esa Unggul (Jakarta), Universitas Hasanuddin (Makasar), Universitas Udayana (Denpasar) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Malang. Satu-satunya jenjang paska sarjana (S2) fisioterapi sendiri saat ini baru diselenggarakan dalam suatu program kerjasama antara Universitas Indonusa Esa Unggul dan Universitas Udayana.

Demand yang tinggi

Permintaan akan tenaga medis fisioterapis di dunia saat ini sangat tinggi dan terkait dengan perkembangan gaya hidup masyarakat dunia dewasa ini, permintaan akan fisioterapis diperkirakan akan tetap tinggi sampai dengan dua atau tiga dekade ke depan.

Di Amerika Serikat misalnya, Bureau of Labour Statistics (BLS) memperkirakan kenaikan sebesar 36% antara 2012-2022 di negara tersebut yang berarti lebih cepat dari rata-rata kenaikan akan permintaan seluruh profesi di Amerika Serikat. Kanada juga memperkirakan bahwa mulai lima tahun ke depan kekurangan tenaga fisioterapis akan dialami negara tersebut. Penyakit-penyakit terkait dengan pola makan seperti diabetes, obesitas maupun yang terkait dengan penuaan merupakan beberapa faktor utama yang menyebabkan tingginya permintaan di negara-negara tersebut.

Bagaimana dengan kebutuhan fisioterapis di tanah air?

Dengan perbandingan ideal sebesar 1 fisioterapis per 1000 penduduk, maka Indonesia saat ini masih membutuhkan 14 ribu tenaga fisioterapis. Di satu sisi, dengan kapasitas pendidikan yang ada saat ini, yaitu 1000 fisioterapis baru per tahun maka jumlah itu baru akan tercapai dalam waktu 14 tahun ke depan (Kedaulatan Rakyat, 16/9/2012). Di sisi lain, di masa mendatang proporsi 1:1000 mungkin tidak akan lagi menjawab permasalahan yang ada mengingat masyarakat Indonesia pun mengalami evolusi dalam gaya hidup seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dalam skenario yang terakhir, akan sangat mungkin bahwa kebutuhan akan fisioterapis di tanah air akan lebih besar dari yang diperkirakan saat ini.

Selamat ulang tahun fisioterapis Indonesia!

n.b.:

penulis bukan fisioterapis tapi lahir dan besar di lingkungan keluarga fisioterapis. Koreksi atas tulisan ini dari rekan-rekan yang lebih berkompeten sangat dihargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun