Proloog
Nama "Polonia", suatu tempat di Jakarta Timur, mendadak sontak menjadi sangat terkenal sejak beberapa bulan belakangan ini saat salah satu kampanye pilpres memilih untuk mendirikan base camp kampanye-nya di bilangan tersebut.
Polonia ini sesungguhnya adalah nama tidak resmi dari suatu daerah pemukiman yang terbagi di dua kelurahan di Jakarta Timur yaitu di sebelah barat: Polonia Kamp di kelurahan Bidara Cina dan  di sebelah timur: Polonia Dalam di kelurahan Cipinang Cempedak.
Pada masa perang kemerdekaan, kawasan Polonia Kamp yang dibatasi di barat oleh Sungai Ciliwung dan di timur oleh jalan Bidara Tjina (sekarang Otista) adalah salah satu dari RAPWI Kamp atau Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees yaitu tempat rehabilitasi para serdadu Belanda dan keluarganya yang sempat ditawan Jepang selama periode 1942-1945. Jumlah bekas tawanan maupun interniran yang tinggal di Polonia yang umumnya warga negara Belanda termasuk para bekas serdadu KNIL asal Maluku sempat mencapai 12 ribuan jiwa di awal tahun 1946[1].
Di tempat rehabilitasi ini pada saat yang sama juga sempat bermarkas serdadu-serdadu dari Seksi 2 Peloton 1, Grup Brigade Infantri II[2] kerajaan Belanda yang dalam Agresi Militer Belanda yang pertama (21 Juli - 5 Agustus 1947) bertugas untuk bergerak menguasai Kerawang, Cikampek, dan Pamanukan[3].
Kini generasi ketiga dan keempat dari keluarga para mantan serdadu KNIL keturunan Maluku masih dapat dijumpai tinggal kawasan Polonia Kamp yang juga dikenal dengan sebutan Kam Ambon. Kawasan Polonia Kamp menjadi kawasan pemukiman padat dengan mayoritas rumah-rumah berukuran kecil yang dilalui oleh gang-gang kecil yang dibangun pada proyek MHT (Mohammad Husni Thamrin) di tahun 70-an.
Jauh berbeda dengan Polonia Kamp (kelurahan Bidara Cina) yang merupakan bekas tempat rehabilitasi para mantan interniran dan tangsi tentara Belanda maupun tentara KNIL asal Maluku, kawasan Polonia Dalam (kelurahan Cipinang Cempedak) di masa Jakarta bernama Batavia sudah sangat dikenal sebagai suatu kawasan "kelas atas" atau kampung dengan taman yang hijau (tuindorp[4][5]).
Di kawasan tuindorp hijau-asri yang berbatasan dengan Kebun Nanas (di utara), Cawang Kapling (di selatan), Jalan Otista (di timur) dan By Pass (di barat) inilah salah satu capres pilpres yang lalu memilih untuk mendirikan base camp kampanyenya.
[caption id="attachment_336721" align="aligncenter" width="700" caption="Kawasan Polonia (Dalam) di Jakarta Timur (sumber: Google Maps)"][/caption]
Di masa lalu tuindorp atau kampung taman Polonia Dalam ini nampaknya sudah jadi tempat rekreasi bagi warga kulit putih. Tidak jauh dari pintu masuk ke kampung taman ini ,yang sekarang adalah jalan Cipinang Cempedak Raya di sisi selatan Pusat Film Negara (PFN) ada suatu kolam renang (zwembad) yang dulu nampaknya sudah jadi tempat berenang kedua orang-orang Belanda selain kolam renang  Tjikini di Cikini dan kolam renang Chung Hwa di Glodok[6].
Di tahun 1980-an (sampai sekarang) berjalan kaki di sepanjang Jalan Cipinang Cempedak I yang cukup lebar dan membelah Polonia Dalam adalah keasikan tersendiri.