Kehidupan, membuat mata terbutakan, kejenuhan memenuhi kepala seperti tak  ada ruang lagi untuk berpikir. Jiwa merana mencari-cari, tak sesuatu pun yang bisa di mengerti untuk mengobati sesaknya. Himpitan yang aneh memenuhi kepala menyumpal  tak mudah menyingkirkan perasaan yang hinggap melekat seperti beban yang luar biasa.
Tak ada sesuatupun yang bisa di capai untuk saat ini, tak ada sesuatupun untuk bisa bermimpi indah dalam tidur mengumpulkan tenaga yang selalu terkuras mewujudkan mimpi yang tak pernah usai. Entah harus di mulai dari mana, jalan itu terhempas jauh, air mata pun tak kan menghapuskan kesedihan, semakin mebuat otak seperti tanah-tanah retak yang mengering.
Jiwa semakin frustasi, mendesak untuk minta didengar akan segala rintihan dan jeritannya, menekan tak kan berhenti dan terus menekan hingga mata tak mungkin terpejam sejenakpun, hingga pembuluh-pembuluh darah semakin tak bisa dimengerti arus didalamnya, cortisol seperti tak terkontrol untuk mengatur lambatnya darah.
Kesepian menyeruak, menghantam jiwa dalam keguncangan-demi keguncangan meratapi zaman yang teramat susah untuk diprediksi lagi akan segala yang terjadi. Semakin sulit untuk bisa berharap akan rasa yang bisa membuat hidup ini sedikit ringan.
Ingin lari? Entah  ke mana,  suara hati menekankan untuk pergi entah ke mana sebuah kebebasan musti diraih, entah di mana, Buntu! hari-demi hari kebuntuan telah tersa menelan semua harapan, gelap! Telinga bersungut terasa tuli, sura berdenging tiada henti.
Dengarkan jiwa, pejamkan mata dimana imajinasi sedang berbicara tentang cinta. Ia Tahu kemana arahnya.
".................
and your spirit is breaking
you're growing desperate from the fight
Remember your loved
and you always will be
this melody will always bring
you right back home
When life leaves us blind
Love, keeps us kind!
When life leaves us blind
Love keeps us kind!"
..... Linkin Park, The Messenger.