Bojonegoro - Awalnya hanyalah coba-coba, namun kini menggambar sudah menjadi rutinitas Ahmad Latif Basya. Belajar secara otodidak, ia tekun berusaha. Hasilnya, jika dihitung karyanya sampai saat ini sudah berjumlah 400 lebih.
Basya, sapaan akrabnya menuturkan semua berawal dari kegemarannya melihat keindahan makhluk ciptaan Tuhan, seperti hewan, tumbuhan, dan alam. Oleh karena itu, ia berpikir pada dasarnya setiap kehidupan pasti memiliki filosofi dan karakter tersendiri.
Lalu saya mencoba untuk menggambar semua itu," katanya.
Sebanyak 400 karyanya berbentuk lukisan maupun sketsa wajah. Dalam sehari ia mampu menggambar tiga hingga empat sketsa wajah.
"Bahkan, bisa lebih tergantung tingkat kesulitannya," katanya.
Pemuda asal Desa Ngantru, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ini mengatakan, satu bentuk sketsa wajah ia banderol sekitar Rp 200 ribu tergantung ukuran kertasnya. Namun berbeda dengan lukisan yang harganya lebih mahal karena ukurannya besar dan peralatannya juga mahal.
Ia mengaku pernah melukis Harimau Jawa dan terjual hingga Rp 1,5 juta.
"Hinnga kini lukisan itu yang paling mahal," kata lelaki usia 23 tahun itu.
Dalam keadaan pandemi seperti sekarang, tingkat pemesanan lukisannya pun juga ikut menurun. Karena, semua aktivitas pekerjaan berdampak dan mempengaruhi penghasilan.
"Menurun dalam lima bulan terakhir terhitung hanya lima gambar dan lukisan yang terjual," katanya.