Mohon tunggu...
Joko Susilo
Joko Susilo Mohon Tunggu... Human Resources - all about me

sport enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sepiring Nasi Goreng

10 Desember 2021   13:34 Diperbarui: 10 Desember 2021   14:13 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Makan malam kala itu, kembali ke resto tegal yang spesialisasinya adalah nasi goreng. Pesan seperti biasa, kadar kepedasan seperti biasa, minuman seperti biasa. Datang sepasang muda-mudi, duduk di seberang dekat saya, memesan hidangan serupa, bedanya dengan saya mereka memesan minum es jeruk, dan mereka berdua. Eits, fokusnya bukan tentang jomblo vs pacaran, fokus di nasi gorengnya. 

Biar saya lanjutkan.

Sang mudi terdengar beberapa kali batuk, saya konsentrasi dengan nasi saya. Ketika tinggal beberapa suap nasi di piring saya, sang pemuda telah selesai dan memanggil penjual untuk membayar. Saya selesai dan melihat mereka meninggalkan resto. Piring pemuda habis tandas, sedang milik pasangannya terlihat tak tersentuh. Dan disitu kesedihan saya berganda. Nasinya terbuang percuma.
Apa peduli saya? Apa hubungannya dengan saya? Apa hubungannya sepiring nasi dengan kelaparan yang ada di dunia? Dan untuk apa saya ceritakan? Sejujurnya saya terusik, "jika memang sedang sakit batuk jangan makan yang goreng-gorengan dong" itu mungkin yang saya katakan jika saya punya keberanian dan kenekatan. Mungkin akan dijawab "suka-suka saya dong, duit-duit saya, pacar-pacar saya", hal itu akan melipatgandakan kepedihan saya yang jomblo. Ah, sudahlah. 

Buat teman saya yang sudah sudi membaca, mohon kalau makan, dihabiskan ya. Supaya saya tidak bertambah sedih. Hal ini berlaku juga buat saya (jadi malu), yang siang nya juga menyiakan makan siang berkat dari Tuhan. Mari bayangkan berapa banyak sumber daya air yang terpakai untuk menanam beras itu, berapa galon liter bahan bakar yang terpakai untuk distribusinya. Bumi semakin menua, sumber daya alam menipis hilang tak terpelihara. Jangan dilihat hanya satu piring, tapi jika satu orang berpikir "kan cuma sepiring?", bagaimana jika ternyata seratus atau seribu orang berpikir yang sama, maka akan ada seratus atau lebih piring terbuang percuma. Mari kita belajar bersama untuk menggunakan berkat Tuhan dengan bijaksana, gunakan untuk sesama yang pasti akan lebih berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun