Apa itu Stigmatis. Stigmatis adalah seorang yang mendapat karunia bersatu dalam derita Yesus Kristus. Jika Stigmatis adalah orangnya yang mengalami, lalu yang dialami itu disebut Stigmata. Stigmata bermula dari Stigma yang merupakan kata dalam Bahasa latin yang berarti luka potong atau bekas luka, biasanya di telapak tangan dan kaki. Kata Stigma juga ada dalam Bahasa Yunani. Bentuk jamaknya menjadi Stigmata yang digunakan untuk menamai cap bakar pada kulit binatang atau budak belian dalam tradisi peradaban kuno. Dalam perkembangannya, kata stigma berarti noda pada nama baik seseorang atau suatu kelompok. Dalam Gereja Katolik Stigmata diartikan sebagai tanda luka-luka dalam diri seseorang, yang sama persis dengan luka-luka Yesus akibat derita penyaliban-Nya.
Luka-luka itu muncul secara tiba-tiba. Munculnya itu  tidak dipengaruhi oleh penyebab apapun, tak bisa tikontrol dan menimbulkan penderitaan secara fisik bagi orang yang mengalaminya. Munculnya bagi seseorang itu merupakan rahmat yang amat langka dan khas. Mereka yang mendapat karunia ini lazim disebut Stigmatis. Orang ini bisa menglami semua luka yang di derita Yesus atau sebagian saja. Tanda luka ini bisa tak tampak, tapi menimbulkan penderitaan fisik yang begitu hebat dan sifatnya bisa permanen maupun hanya sementara saja yang  suatu saat bisa menghilang.
Beberapa orang yang mengalami stigmata ini antara lain seperti Santo Fransiskus Assisi, stigmatis pertama yang diakui Gereja Katolik, Santo Fransesco Forgione atau yang lebih dikenal dengan Padre Pio (1887-1968), Santa Catharina Siena (1347-1380) dan Fra Elia degli Apostoli di Dio yang saat ini masih hidup dan akan datang ke Indonesia lalu ke Batam.
Penerima stigmata tergolong  orang yang saleh, hidup dengan  tulus. Mereka mengalami pengalaman rohani yang mendalam sehingga Tuhan memilihnya untuk menerima rahmat bersatu dengan penderitaan-Nya.
Ciri stigmata antara lain luka-luka yang muncul bukan akibat dari suatu penyakit yang dapat dibuktikan secara ilmiah, tak ada sebab yang memunculkannya, dan murni sebagai buah karya adikodrati dari Tuhan. Luka-luka itu muncul tepat di bagian tubuh seperti yang dialami oleh Yesus akibat penderitaan-Nya di salib. Bahkan secara periodeik, luka-luka itu dapat mengeluarkan darah segar dan bersih tanpa nanah dengan sendirinya pada hari-hari sengsara Yesus dikenangkan. Luka-luka itu juga tidak aman membusuk dan juga tidak akan sembuh meski diobati  bertahun-tahun. Dan yang lebih menakjubkan adalah kendari stigmatis mengeluarkan darah segar berkali-kali, ia tidak membutuhkan tranfusi darah akibat kekurangan darah.
Stigmatis, Fra Elia degli Apostoli di Dio akan datang ke Indonesia untuk memberikan share apa yang beliau alami.  Pada hari kamis 16 Oktober 2014 pukul 16.30 sampai selesai di Grand Ballroom, Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Untuk hadir Anda tidak dipungut biaya alias gratis dan undangan dapat diambil di Shekinah lt.2 atau dapat menghubungi Ibu Ira Lukman di 021-323121 / 334151  atau di mall Taman Anggrek  021-5642888.  Sementara di Batam, Fra Elia akan hadir dalam Misa harian di Gereja Paroki St. Petrus, Jl. Anggrek No 1 Blok II Lubuk Baja, Batam pukul 18.00 WIB. So jangan lewatkan bertemua dengan orang saleh siapa tahu mimpi-mimpi kita menjadi orang saleh tercapai seperti mereka yang telah mengalaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H