Mohon tunggu...
Joko Kristiono
Joko Kristiono Mohon Tunggu... Konsultan - Berkah Dalem

Putra Bangsa Kelahiran Semarang. Mencintai keheningan, berusaha terus menerus cinta damai terhadap setiap makluk.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tutup Tahun di Kebun

1 Januari 2016   11:17 Diperbarui: 2 Januari 2016   17:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kebun kopi (dok pri)"][/caption]

Sudah bisa dipastikan, mayoritas warga mengisi malam tutup tahun dengan jalan keluar rumah mencari spot kembang api. Beberapa tempat di Batam menjadi spot kembang api sebagai tanda menutup dan membuka tahun. Salah satu spot yang selalu ramai diserbu warga Batam adalah lapangan Engku Putri, Batam Centre. Ribuan warga berduyun duyun menuju lapangan ini. 

Spot lain, KTM Tanjung Pinggir, Sekupang. Di spot ini juga ramai dikunjungi warga yang juga akan menikmati malam pergantian tahun sambil menikmati kembang api yang mekar di negara tetangga, Singapore. Belum lagi spot-spot di pusat pusat perbelanjaan seperti Nagoya Hill Mall, BCS Mall, Panbil Mall, Mega Mall, DC Mall. 

Dengan banyaknya spot kembang api yang tidak termasuk warga-warga perumahan membuat kota Batam sangat indah di malam pergantian tahun. 

Tetapi spot spot kembang api tersebut menyisakan kepiluan. Sampah yang ditinggalkan berserakan. Tempat yang semula cukup bersih berubah wajah. Tidak termasuk kemacetan yang timbul. 

Beberapa tahun belakangan, kami mengejar spot spot kembang api saat pergantian tahun. Kali ini kami memilih cara yang berbeda. Tidak seperti biasa, kami mengakhiri tahun 2015 dengan bertandang ke rumah kerabat di kebun. Kami juga membuka lembaran tahun 2016 dengan berkunjung di kebun kopi. Di kebun ini kami menikmati suasana yang berbeda dari kebiasaan. Jauh dari hiruk pikuk kembang api. Namun kami tetap menikmati indahnya kembang api dari kebun ini. 

Malam yang hening, udaranya segar, tanaman hijau segar sambil menikmati hasil panen kebun, jagung rebus. Rasanya luar biasa. Setahun sekali perlu merasakan alam yang indah mempesona. 

Bercengkrama dengan anak anak Wahyu, Fachri dan Wigi, Mas Tembong dan istrinya. Mereka hidup sederhana namun tenteram. Rasa yang dirindukan banyak orang. Hidup tenteram. Makan makanan hasil kebun yang segar, organik, sehat. 

Malam yang mengesankan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun