Mohon tunggu...
Joko Kristiono
Joko Kristiono Mohon Tunggu... Konsultan - Berkah Dalem

Putra Bangsa Kelahiran Semarang. Mencintai keheningan, berusaha terus menerus cinta damai terhadap setiap makluk.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keutamaan Spiritual ala Jawa

29 April 2012   03:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dilahirkan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Namun demikian, saya  dibesarkan di Kota Pek Empek, Palembang, meskipun dipinggiran. Sebagai orang Jawa, dalam hati saya ada kerinduan untuk tahu hal-hal lebih jauh tentang Orang Jawa. Apakah tradisi, budaya dan lain sebagainnya. Karena hal-hal itu memang saya dapat dari lingkungan keluarga, namun tidak sedalam jika saya tinggal di Pulau Jawa. Maksud saya bahwa sebenarnya banyak hal-hal lain yang mana ketika berada dan hidup diluar Pulau Jawa terkesan kurang kental.

Nah, ketika saya berada di Tanah Jawa, beberapa hal yang mungkin tidak pernah saya dapatkan, kini saya dapat, yaitu Spiritualitas Orang Jawa. Uskup Purwokerto, Mgr. Sunarko mengurai hal itu. Sejauh saya tangkap intisari nya demikian. Seorang Jawa memiliki ajaran-ajaran luhur seperti "Manunggaling kawulo Gusti". Dalam praktek hidup sehari-hari, manunggaling kawulo kalian Gusti itu diterapkan dalam hidup pasrah, berserah karena percaya sepenuhnya. Dalam prakteknya hal itu dihayati dengan "Triroso".

Pertama, Pono roso. Pono roso maksudnya seorang Jawa mengerti, tahu, memahami dengan baik apa yang sedang ia rasakan. Begitu banyak macam rasa. Karena itu tahu membeda-bedakan dan menentukan rasa apa yang ia rasakan.

Kedua,  bowo roso. (bawa). Setelah mengetahui rasa apa yang sedang dirasakannya, membawanya. Membawa rasa perasaan yang dirasakan kepada Sang Pemilik  Kehidupan.

Ketiga, Sembah roso. Ini langkah ketiga, yaitu setelah mengetahui apa yang dirasakan, membawannya kehadirat Tuhan dan mempersembahkan apa yang dirasa dan dibawanya.

Dengan terus-menerus melakukan tiga hal ini dalam kehidupan, seorang Jawab perlahan namun pasti akan mengalami kedamaian hidup yang tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak apapun.   Selamat mencoba dan merasakan apa yang saya sampaikan: KEDAMAIAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun