Mohon tunggu...
YULIANUS JOKO KRISTIANTO
YULIANUS JOKO KRISTIANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petruk Kepingin Nyaleg

18 Oktober 2023   07:47 Diperbarui: 18 Oktober 2023   08:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Sido Makmur berada di Lereng gunung yang megah nan indah disertai dengan hamparan ladang persayuran menghijau tumbuh subur memanjakan setiap mata yang memandangnya. Di Desa itu hidup bahagia Keluarga Pak Semar bersama Petruk, Bagong, dan Gareng. Pak Semar hidup sebagai petani makmur, sedangkan  Petruk, Bagong, dan Gareng membantu bertani bapaknya dikebun. Pada waktu senggang petruk suka banget nonton siaran tentang politik, Bagong suka nonton youtube pertanian, sedangkan gareng suka banget dengan figur-figur para politikus dan orang sukses. Gareng BerIphone, Bagong bervivo, sedangkan Petruk juga BerIphone. Kala berkumpul di ruang tamu, mereka  terlihat asyik walau saling diam karena saking sibuknya dengan jari masing-masing.

Suatu petang habis makan malam seperti biasa mereka berkumpul di Ruang  tamu  untuk nonton TVone dan sibuk pencet cellphonnya masing-masing. Saat itu kebetulan pak Semar sedang nimbrung sama mereka sambil ngudut Dji Samsu yang dibelikan oleh Gareng. Tiba-tiba suara Petruk memecah ruangan pada malam itu.

"Aku kok pingin nyaleg yo!"  kata Petruk sambil nyruput kopi manisnya. "Lha nyaleg tu pa gak butuh dana to truk?" timpal Gareng sambil mencetin androidnya. " yo butuhlah reng, jaman kini masak gak butuh dana! dana tu gampang reng!" kata petruk agak kesel karena ditanya agak nyindir oleh gareng.  "Mau nyaleg lha modalnya jual tanah dulu yo truk, he he he ?" timpal bagong sambil terkekeh. Gaklah dana bisa dicari kok, aman kalo masalah dana temenku khan banyak orang beken, pasti bantu aku."

 "Emange gampang po truk truk walau orang beken kluarin duit tuk kamu yang plengah plengeh gitu!?" ejek bagong sambil kecilin volume tv. "jangan lihat gayaku gong, aku udah punya relasi banyak gong, duit tinggal manggil gong!" Lagak si Petruk agak sombong.

"Awakmu lho jadi ketua karang taruna ngurusin tanding bola aja gak bisa kok mau nyaleg to truk, truk, mbok realistis aja, wong awakmu ki kulino macul karo ndagel, mbok jadi dagelan wae malah pas."  Ejek bagong lagi.

"gong kayaknya kamu ora seneng aku nyaleg lha ngopo?,  wong engko nek aku jadi dirimu yo kecipratan enaknya, biso masuk tv terus, wayangan terus, mangan yo enak terus!"  Tegas Petruk membela.

"Lho jadi kamu pingin jadi caleg hanya mau wayamgan, masuk tv trus mangan enak trus to truk?, kalo hanya pingin gitu gak usah jadi caleg truk, kapan aja bisa!"  Eyel Bagong sambil senyum ke Petruk.

"Bukan gitu gong!, aku tu nanti kalo terpilih khan punya kuasa jadi bisa atur apapun menurut yang kumau,  maksudnya itu!" Jelas Petruk.

"lha iya truk artinya kamu tu hanya pingin yang kamu mau aja, bukan yang diinginkan rakyat!" Lanjut Bagong gak mau kalah.

Melihat Bagong dan Petruk debat  rame Gareng menyela. "Wahhh belum jadi aja udah rame kayak pendowo dan kurowo, sekarang gini aja, kita dengarkan kang Petruk kira-kira  program apa yang mau ditawarkan ke publik, nyolag- nyaleg nyolag- nyaleg tapi gak jelas programnya, ayo trukk!, coba paparkan programmu biar kita dan bapak Semar ikut denger, ooh ya duitnya dulu dari mana paparkan sekarag?"

" Untuk duit aku punya banyak teman orang kaya ada bos pupuk, pemborong dan juga boss sembako dan banyak pokoke,  mereka semua pasti bantu aku krena mereka udah dukung aku, programku yang pertama kutingkatkan kesejahteraan petani dengan harga pupuk yang murah, sembako murah dan jalan jalan serta  insfrastruktur semua dibangun supaya pelayanan masyarakat terjamin."

Mendengar paparan dari Petruk Pak Semar, Gareng, dan Bagong terkesima dan terpesona dengan kepandainnya. Tibalah saatnya Petruk mencalonkan diri di bantu oleh para kolega kayanya menjadi Caleg di daerahnya. Pada akhirnya Petruk menjadi caleg, dan membuat Bagong dan Gareng girang ria, namun tidak bagi pak Semar, Semar justru sedih Petruk berhasil nyaleg.

Petruk sekarang udah jadi Wong Duwur dan terhormat. Tiap hari pergi ke kantor dengan pakaian rapi karena udah jadi Priyayi baru,  Tapi Petruk punya PR besar untuk rakyat yang memilihnya dengan janji kemakmuran rakyat. Walau jadi wong duwur Petruk gayanya masih plengah plengeh seperti dulu. Janji kemakmurannya harus dipenuhi, Petruk segera membentuk program kerja dan pelaksanaan janji. Saatnya sekarang setiap hari  dia selalu didatangi orang yang menagih janji.

"pak Petruk, gimana kami gak makan, kami gak bisa bayar spp, hasil panen gak cukup untuk bayar pupuk, bisa makan aja kami udah bersyukur!, tolonglah kami pak, turunkan harga pupuk dan naikan harga panen kami!" Kata utusan para petani memelas. "laporanmu ku terima pulanglah, nanti harga akan ku buat turun biar kalian sejahtra!" Jawab Petruk penuh wibawa.


Setelah utusan para petani pulang Petruk segera ambil Iphone nya dipencet  nomer WA sang Bos, "Pak boss!, tolong turunkan harga pupuk sebab petani ngeluh gak bisa bayar spp anak-anaknya dan harga panenan gak seimbang, kasihan mereka!" "Apa urusannya aku dengan harga pak Petruk, aku harus balikan modal yang untuk ndukung kamu pak, aku juga ingin tambah bini pak!" Bentak pak Boss. Mendengar itu Petruk mulai deg-degan sambil duduk lalu buka Youtube wayang, dan tiktok gadis gadis muda.

Giliran waktu mau nginbox gadis tiktok untuk minta no WA, pintu terketuk dan ternyata perwakilan dari para buruh,tukang pikul  dan pedagang kecil nagih janji. "Selamat siang pak Petruk, saya perwakilan orang kecil mau minta tolong turunkan harga sembako, pasar sepi hasil kami tak cukup untuk makan karena harga sembako melonjak pak, kasihani kami pak, bisa makan wae kami udah senang pak!"  "Laporan diterima dalam minggu ini harga akan turun, kalian boleh pulang!" Usir petruk sambil menoleh ke Youtube wayang.

Mendengar laporan dari para buruh Petruk segera  nyari no WA boss sembako. "Halo boss, ini Petruk memerintahkan untuk turunkan harga sembako, soalnya para buruh menjerit harga sembako gak sesuai dengan pengeluaran harian!"  Perintah Petruk. "Apa urusannya dengan harga truk!, aku mau balikan modal yang untuk ndukung kau itu!, aku juga baru beli mobil mewah gak ada urusan dengan buruh truk! duit kembali duit!, urusan buruh karepmu!" Jawab boss sembako nylekit hati.

Petruk mulai kalut, minta turunkan harga pupuk gak bisa, maksa bos turunkan harga sembako juga  zonk, mau maksa bosnya  gak bisa soalnya terlanjur hutang budi. Tayangan Youtube wayangan dan tiktok gadis gadis cantik mulai gak menarik. Petruk semakin kalut satu sisi harus perbaiki penampilan karena udah jadi wong beken, satu sisi Petruk masih punya hutang janji pada rakyat pemilihnya.

Petruk sudah mulai bermain-main, potong sana potong sini selip sana selip sini, tekan sana tekan sini demi tuntutan kerja dan gaya hidup. Pada suatu ketika terjadilah sidak mendadak dari pihak berwajib mengenai keuangan dan sangkaan mengarah kepada Petruk. Segera semua stasiun tv menyiarkan kasus Petruk. Petruk tampak memakai rompi.

Menyaksikan kasus yang menimpa Petruk, Gareng dan Bagong mengangis sedih, demikian juga  pak Semar di depan TV sambil mbrebes mili (menangis) berujar  "Aduuuh biyung Petruk petruk wis diomongin ora usah nyaleg nekad, sekarang rasakno dipikir gampang opo jadi caleg, kowe itu ndagel cocoknya opo main wayang orang, kok malah nyaleg saiki ndasmu nggo bal-balan rono rene!"

Di tayangan  TV pun Petruk tampak biasa aja. Plengah-plengehnya semakin bertambah. Sebelum digiring ke jeruji Petruk berujar,"Saudara-saudari sekalian tenang saja paling saya hanya mendekam enam bulan, saya juga senang sebab saya bisa nonton wayang dan tiktok wong ayu-ayu tiap hari, he he he."

Mendengar ujaran Petruk di TV, pak Semar, Bagong, dan Gareng yang tadinya menangis jadi tertawa semuanya.  

Dok. pribadi
Dok. pribadi

18 Oktober 2023  

Tulisan diatas hanya fiksi belaka bukan untuk menyinggung pihak manapun 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun