Mohon tunggu...
YULIANUS JOKO KRISTIANTO
YULIANUS JOKO KRISTIANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Baju Kuning di Tengah Malam

5 September 2023   14:46 Diperbarui: 5 September 2023   14:54 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Tahun 2000 silam Mas Irto menamatkan  studinya dari SMA, karena  kondisi ekonominya yang pas-pasan maka Ia tak melanjutkan kuliah. Mas Irto memutuskan untuk cari kerja di Kota besar. Di kota sebenarnya dia juga tak punya siapa-siapa, tetapi punya sahabat yang ngekos. Dia menghubungi sahabatnya untuk minta ijin sejenak ikut ngekos bersamanya selama mencari kerja seadanya.

Singkat cerita Mas Irto sudah ikut ngekos bersama temannya, dan sudah dilaluinya selama seminggu.Mencari pekerjaan yang halus dan bergaji besar tentu susah karena tak punya koneksi pun tidak punya pendidikan tinggi. Untuk mengisi hari-hari maka diputuskan untuk kerja bangunan, kerjan  kasar yang sangat banyak di Kota besar. Setelah bekerja selama seminggu didapatlah gaji yang lumayan untuk makan danuntuk  menghabiskan malam minggu. Irto mengajak teman kosnya untuk makan model di pinggir jalan yang agak jauh dari tempat kos. Irto segera memilih warung model yang berada dibawah pohon rindang tepat di Pinggir Jalan, segera dipesan model untuk mereka berdua, sementara dari kejauhan ada seorang gadis berdiri memakai baju kuning memperhatikan Irto lagi menikmati model pedasnya. Sambil menikmati model Irto memandang ke arah gadis yang diterangi oleh cahaya lampu malam yang terang, sesaat juga Gadis itu memandang Irto. Sudah tiga kali Irto memandang ke arah gadis itu, tetap saja gadis itu memandang ke arah Irto. Sekonyong konyong gadis itu berjalan menuju Irto, setelah dekat  gadis itu menyapa Irto.

Gadis    :"Misi mas, namaku malam, boleh kumakan sisa model mas?" Gadis itu segera mengambil piring didepan Irto.

Irto       : "Jangan Mbak! Pesan lagi biar ku bayar, gak apa."

Gadis   :" Terima kasih mas, kalau pesan pakai piring ini saja 

Irto      :'Jangan mbak itu bekas makanku!"

Gadis itu tetap nekad dan segera menyodorkan ke penjual model untuk ditambah, segera setelah model ditambah, gadis itu segera melahap model yang ada di piring bekas makan Irto. Seolah-olah sudah beberapa hari gak makan. Setelah menghabiskan model dipiringnya, gadis itu memandang ke  arah Irto.

Gadis    :'Makasih banget mas udah baik ke aku." Gadis itu menunduk tanda hormat.

Irto        : "Gak apa mbak, emang mbak dari mana?"

Gadis :   : "Aku disini udah satu bulan mas ku dari jawa , mau cari kerja tapi belum dapet, mudahan segera dapet, doaian ya mas?"

Irto           :"Ya Mbak ku doain."

Malam minggu itu waktu hampir jam 12.00 malam, teman Irto segera mengajaknya pulang. Irto segera permisi ke penjual model dan  Si Malam. Gadis itu segera meraih tangan Irto sambil tertunduk sebagai tanda rasa hormat dan ucapan terima kasih. Dari kejauhan ketika Irto memasuki lorong, Irto memandang ke penjual warung dilihatnya seolah tangan gadis itu melambai-lambai. Ada terbersit haru dalam dada Irto.

Minggu berikutnya Irto sengaja pergi sendirian untuk menikmati model di Pinggir jalan itu, namun  Si Malam tak nampak dibawah sinar lampu pinggir jalan itu. Karena penasaran Irto memberanikan diri untuk bertanya.

Irto                        :'Bik, apakah  si malam masih sering kesini?"

Penjual Model  :"Ada mas tadi baru pergi sama sesorang, ada apa mas?"

Irto                        : Gak apa Bik, tanya aja." 

Malam itu Irto menghabiskan waktu di warung model pinggir jalan, berharap si Malam kembali ketempatnya mangkal setelah pergi dengan seseorang. Irto menunggu sampai jam 12.00 tapi Malam tak nampak. Irto segera permisi ke Bibik tukang model untuk kembali ke kosnya.Hari hari Irto diisi dengan kerja kuli bangunan demi menyambung nyawa di kota itu, berharap suatu kelak kan dapat kerja yang lebih baik. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan sampailah Irto sebulan di kota itu.

Malam berikutnya Irto keluar untuk menikmati angin kota   dengan mengisi perut di Warung bibik model pinggir jalan itu. Segera  Irto memesan sepiring model kesukaannya.

Penjual Model             : "Mas Irto ini ada titipan amplop dari malam."

Irto                                   :"Terima kasih bik, emang Si Malam datang ke sini ya?"

Penjual Model             :" Iya mas, tadi  dia siang kesini, pamitan ke aku, dia pulkam."  

Amplop di tangan Irto segera dibukanya, terlihat ada uang  50 ribuan dan secarik kertas, segera terlihat ada tulisan, "Mas Irto terima kasih sudah pernah baik ke aku, dulu mas pernah traktir aku model, ini uangnya kukembalikan, mas, aku pamit, aku udah ada uang tuk tebus ijasahku, selamat tinggal ya mas, moga moga mas sehat selalu." 

Setelah membaca pesan dari Si Malam ada secuil sedih di hati Irto, seolah ada yang hilang dihatinya, segera dimakan model didepannya namun  seolah hambar. Irto segera membayar modelnya, lalu berjalan berselimut malam, siapa tahu ketemu Si Malam  yang telah hilang entah kemana di telan malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun