Lawan keangkuhan ekonomi dengan kreativitas  sekitar lingkungan
Hidup dijaman melenial ini tidak gampang malahan semakin hari semakin tidak menentu mewarnai keadaan yang dinamakan mileniaal ini. Setelah berlalunya Covid - 19 bukan berarti sakit sosial yang dialami oleh sebagian besar manusia yang mendiami planet bulat lonjong ini semakin surut malahan semakin tambah runyam.Â
Satu sisi dari berbagai sektor kehidupan berjuang untuk kestabilan hidup sebagai akibat dari serangan makhluk kecil namun berkekuatan dahsyat dengan apa yang dinamakan sebagai Covid-19. Â Sementara dari sisi lain yaitu para kaum kebanyakan tentu penderitaan yang dialami hingga sampai tulang sumsum.Â
Dalam situasi aman nan tenangpun bagi para kaum kebanyakan tetap terbeban akan kehidupan sehari harinya, Mereka berfikir bagaimana untuk biaya makan,sekolah anak, dan sederet  list keperluan keperluan yang lain yang menanti dan harus secara cepat terpenuhi karena menyangkut urusan perut dan juga keperluan sehari hari.
Berangkat dari sini,  mari kita mencoba untuk merenung dan menyikapi situasi yang sungguh bisa mengurangi waktu tidur kita ini dengan berfikir sederhana namun berdaya guna dahsyat. Dalam tulisan ini tentunya bukan sebuah jalan keluar nan cepat dan langsung bisa diterapkan karena tentu pemikiran ini juga melibatkan masyarakat luas yang tentunya didalamnya juga akan muncul pro dan kontra yang  merupakan wacana hitam putih kehidupan bermasyarakat.Â
Selanjutnya jika situasi hidup yang  selalu tidak  enak dinikmati ini terus berkelanjutan akan mengakibatkan masyarakat kita menjadi sakit yang tentunya berupa sakit ekonomi yang akan merambah ke sakit sakit yang lain.Tidak bisa dipungkiri sebenarnya masyarakat Indonesia adalah masyarkat pekerja keras, rajin serta juga penuh semangat dalam menghadapi kehidupan sehari harinya.Â
Sebagian besar dari masyarakat kebanyakan adalah hidup sebagai petani, entah sebagai petani pemilik lahan, petani sewa tanah, petani buruh maupun juga sebagai pekerja kasar lainnya seperti bekerja sebagai tukang bangunan, tukang sayur, tukang jual kue, dan lain lainnya. Jika kita cermati secara lebih dekat kehidupan mereka sungguh  berada dalam situasi kekurangan.Â
Tampak bahwa mereka seperti hanya bertahan hidup dengan apa yang dilakukan sehari hari dan itupun hanya cukup untuk kebutuhan hidup untuk sehari, sebab selain biaya biaya hidup yang selalu melonjak naik, mereka juga hanya  menggantungkan hasil jualan mereka, yang  para pembelinya dari kalangan mereka dan ekonominya juga setingkat dengan ekonomi hidupnya .
Dalam tulisan ini bahwa untuk menyikapi keprihatinan keprihatinan yeng terjadi di sekitar kita dan itu tidak boleh terjadi. Maka cara yang yang harus ditempuh pertama pertama adalah dengan pemberdayaan lingkungan sekitar. Sebagai contoh tingkatkan kreativitas sekitaar dengan menanam buah buahan, sayuran , serta apotik hidup, Gunakan waktu luang yang ada dengan memanfaatkan limbah hijau yang melimpah dan tersedia murah di sekitar lingkungan sehingga dengan melakukan ini  semua,  lingkungan  akan menjadi hijau, bahan pangan serta obat obatan akan tersedia dan tentunya lingkungan menjadi segar dan indah. Â
Dengan melakukan itu semua bahan  pangan yang tersedia pada setiap keluarga akan selalu ada,yang kemudian  akan membuat para keluarga mengurangi pembelian bahan  pangan sehingga  dengan ini  pengeluaran keluarga akan menjadi berkurang.Â
Yang kedua, jangan membeli terlalu banyak hal hal yang berasal dari pabrik  atau produk produk baru yang tidak relevan dengan hidup sehari hari, sebab ini selain akan mengurangi jumlah uang yang ada tentu dengan menggunakan produk baru tersebut akan menyita waktu  dan  berakibat akan mengurangi daya kreativitas hidup . Sebagai contoh kreativitas tersebut adalah dengan melakukan pembuatan kompos, makadengan membuat kompos kebutuhan akan pupuk tidak harus membeli dari pabrik.Â