Mohon tunggu...
joko gunawan
joko gunawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perawat PNS: Masa Depan Terjamin, "Really"?

25 Januari 2016   18:56 Diperbarui: 25 Januari 2016   22:21 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

“Siapa sih yang tidak mau menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil? Masa depan terjamin”. Begitulah kata teman-teman perawat yang sering saya temui. Ya betul banyak sekali yang mengagungkan pekerjaan yang satu ini, paradigma yang masih melekat di masyarakat bahwa menjadi seorang PNS adalah tujuan hidup. Banyak sekali teman-teman yang mencoba sampai 3-5 kali tes PNS, sementara kerja honor terlebih dahulu jika gagal dan sambil menunggu tes berikutnya.

Sekarang kita coba lihat sejenak perbandingan antara produksi perawat dan penerimaan pekerjaan perawat baik di sector publik ataupun swasta. Setiap tahunnya produksi perawat di Indonesia sekitar 30.000 perawat setiap tahunnya, sedangkan absorbsi perawat di sektor publik sekitar 2.500-3000 per tahunnya, begitu juga dengan swasta yang menerima 2.500-3000 perawat. Dan kita tahu bahwa penerimaan PNS perawat itu bergantung dari formasi kebutuhan dari rumah sakit-rumah sakit atau sektor kesehatan publik lainnya yang ada di Indonesia.

Sehingga boleh dibilang 24.000-25.000 perawat yang belum mendapatkan pekerjaan per tahun. Mau dibawa kemana perawat kita ini jika masih mengharapkan PNS atau kerja dengan orang lain? Daya saing yang begitu tinggi sesama perawat yang tentunya bisa memicu ketidakharmonisan antar perawat itu sendiri.

Mungkin pola pikir menjadi PNS inilah yang perlu dirubah sehingga bisa mengurangi angka pengangguran dari perawat itu sendiri. Sebetulnya perawat bisa memulai usaha sendiri, dan ada beberapa perawat yang udah mulai menekuni profesinya sebagai Nurse Entrepreneur dimana mereka membuka lapangan pekerjaan sendiri membuka Praktik Keperawatan Mandiri, yang didalamnya ada layanan perawatan luka, perawatan mental, home care, komplementer dan lainnya. Dan untuk membuka praktik keperawatan mandiri ini sudah diatur di UU Keperawatan no 38 tahun 2014 Bab V Praktik Keperawatan.

Dan untuk perawat yang masih muda atau dibilang generasi Y, banyak sekali peluang kerja diluar sana, seperti di United Emirate Arab (UEA), Kuwait, the Netherlands, Great Britain, Brunei, dan Negara Middle East lainnya yang menerima perawat Indonesia sejak tahun 1996. Ada juga penerimaan 200 perawat di Jepang setiap tahunnya dari program IJEPA, kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jepang. Dan ditambah lagi saat ini mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memfasilitasi mobilisasi perawat.

Sudah saatnya perawat Indonesia melanglangbuana ke negeri tetangga di ASEAN daripada menunggu PNS yang tak kunjung datang. Hasil penelusuran saya selama saya di Thailand, gaji perawat yang baru lulus dan belum mendapatakan surat izin perawat sekitar 17,000 Baht atau sekitar 6 juta rupiah, untuk yang sudah mendapatkan surat izin 20,000 Baht (7 juta rupiah), beda yang kerja di ICU atau UGD tambahan 1500-2000 Baht, dan setelah 1 tahun kerja, perawat mendapat bonus gaji 1 bulan (20,000 + 20,000 Baht), jika kerja 3 tahun bonus 2 bulan gaji (60,000 baht), dan seterusnya. Namun memang, untuk bisa sampai ke Negara orang tentu kita harus mempersiapkan terutama dari bahasa, karena untuk skill saya yakin perawat Indonesia lebih baik.

Selain itu, untuk menjadi seorang yang kaya raya dan mengharapkan PNS adalah kesalahan terbesar. Setiap bulannya kita udah diukur berapa gaji yang kita dapat, banyak sekali mata-mata diluar sana yang mengawasi jikalau ada perubahan dari keuangan saudara, apa yang saudara pakai, motor atau mobil apa yang saudara kendarai yang tentunya saudara akan risih dan kesal akan hal-hal tersebut. Untuk menjadi kaya, ya tentu harus berbisnis dan menjadi pengusaha, membuka lapangan pekerjaan sendiri yang dimana saudara bisa mengatur target keuangan setiap bulan, per tahun atau 5 tahun kedepan, dan saya yakin tidak ada yang mencurigai saudara.

Jadi, kembali ke pertanyaan awal, apakah teman-teman perawat masih mengharapkan menjadi PNS?

 

Salam,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun