Tahun depan negeri ini akan kembali berpesta. Internal Partai Golkar bergejolak setelah menetapkan Abu Rizal Bakrie sebagai calon presiden tunggal dari Partai Golkar tanpa melibatkan DPD II Partai Golkar. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar mengungkap DPD II Partai Golkar tak puas dengan pencapresan Aburizal Bakrie. DPD II Partai Golkar merasa kecewa karena tak dilibatkan dalam Rapimnas penetapan capres Partai Golkar.
Dewan Pertimbangan Partai Golkar telah mengirimkan sebuah surat ke DPP Partai Golkar yang salah satu poin dalam surat tersebut berisi tentang usulan untuk melakukan evaluasi terhadap pencapresan Ketua Umum Partai Golkar jika elektabilitasnya tidak kunjung meningkat. Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan apa yang disampaikan oleh Dewan Pertimbangan Partai Golkar adalah bentuk koreksi ke Partai Golkar dan sebagai cambuk untuk lebih semangat mengusung Aburizal Bakrie menyongsong Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
Penetapan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden tunggal dari Partai Golkar masih mungkin berubah. Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar mengatakan pergantian itu dimungkinkan jika elektabilitas Aburizal tak kunjung naik menjelang pemilihan presiden 2014. Hasilnya, beberapa survei elektabilitas, Aburizal sebagai calon presiden masih di bawah calon dari partai lain. Bahkan dalam survei yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting pada Juli lalu, elektabilitas Aburizal jauh di bawah kader Golkar lainnya, Jusuf Kalla, yang meraih 88,9 persen. Sedangkan Aburizal hanya meraih 70,1 persen.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar mengatakan bahwa partainya tidak terlalu mempersoalkan masih rendahnya elektabilitas Aburizal. Partai optimistis suara Aburizal terus melejit seiring semakin gencarnya pergerakan mesin partai. Sedangkan tingginya elektabilitas Jusuf Kalla, merupakan hal wajar karena dia pernah menjadi wakil presiden. Namun elektabilitas itu tidak akan mengubah pendirian partai untuk mencalonkan Aburizal sebagai calon presiden 2014 mendatang.
Guru Besar Ilmu Politik UI Prof Iberamsjah berpendapat sebaiknya Aburizal sadar diri dan mengikuti saran Akbar. Menurut Iberamsjah, Aburizal bukan tokoh ideal untuk menjadi capres. Sebab, beban sejarah Aburizal sendiri dinilai berat. Iberamsjah sepakat dengan saran Akbar soal dibukanya peluang bagi kader Partai Golkar lainnya yang mau menjadi capres. DPP Partai Golkar mengingatkan Dewan Pertimbangan Partai Golkar untuk tidak sampai merusak semangat pimpinan, pengurus, kader dan simpatisan partai dalam memenangkan Pemilu 2014.
Politikus senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tak berhenti mengingatkan perlunya regenerasi kepemimpinan, khususnya untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 mendatang. Kegelisahan atas keinginan sejumlah politikus tua untuk maju pilpres 2014 mendatang bukan kali ini saja disampaikan. dia menyarankan kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk tidak maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2014. Ia melihat sebenarnya banyak kader-kader partai yang lebih muda dan pantas untuk maju sebagai calon presiden. Di Golkar ada Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham dan Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso. Dia juga meminta politikus senior berkaca pada pilpres di Amerika Serikat. Di negara Abang Sam itu, calon presidennya di setiap pemilihan cenderung diisi tokoh lebih muda. Terpilihnya Barack Obama juga menunjukkan apresiasi terhadap politikus muda.
Bahkan dengan nada yakin, Pengamat politik senior Universitas Indonesia, Arbi Sanit berani mengatakan di Pemilihan Presiden 2014 mendatang, suara Aburizal Bakrie tidak akan ada kenaikan berarti. Pengamat politik dari CSIS, J Kritiadi mengatakan Ketua DPP Partai Golkar bidang politik, Priyo Budi Santoso lebih punya kans untuk memenangi pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 mendatang dibandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang saat ini sudah mulai digadang - gadang. Alasan Kristiadi, persoalan Lapindo masih akan menjadi isu sentral yang bisa menghambatkan menjadi calon presiden. Meskipun memiliki modal politik seperti dukungan partai dan modal uang, namun hal itu tetap saja tidak cukup bagi Aburizal Bakrie untuk bisa memenangkan pencapresan 2014 mendatang.
========================================================================
Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H