Masyarakat Jawa Barat masih dua bulan lagi melakukan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2013 – 2018. Pesta demokrasi di Provinsi Jawa Barat diibaratkan sebagai "perang bintang" karena munculnya bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang berprofesi sebagai politikus sekaligus artis.
Kelima pasangan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat adalah Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar, Dede Yusuf - Lex Laksamana, Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki, Irianto MS Syafiuddin - Tatang Farhanul Hakim, dan satu-satunya pasangan independen, yakni Dikdik Mulyana Arif Mansyur - Cecep NS Toyib.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat sangat penting karena diselenggarakan di awal tahun 2013, menghadapi Pemilu 2014. Maka, otomatis Pemilihan kepala daerah untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013 - 2018 ini bakal menjadi bahan evaluasi dukungan masyarakat. Pada tanggal 24 Februari 2013 nanti akan dilaksanakan pemilihan Gubernur provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat yang berpenduduk sekitar 43 juta jiwa atau lebih tepatnya 43.021.826 (sensus thn 2010) yang merupakan provinsi terbesar dalam hal jumlah penduduk di Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi 5 tahunan dengan melibatkan sekitar 33,5 juta pemilihnya.
Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2008 yang menghasilkan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih yaitu Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf adalah salah satu indikator mengapa Jawa Barat tepat dikatakan sebagai Barometer Politik Indonesia. Alasannya adalah pada saat itu, Dede Yusuf yang mempunyai profesi sebagai Artis dan berpasangan dengan politisi dari PKS yaitu Ahmad Heryawan, bisa memenangkan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2008 yang terkenal dengan pasangan HADE-nya. Pada saat itu pemilihan kepala daerah yang melibatkan artis profesional sebagai kontestannya masih sangat jarang didengungkan.
Menurut Salah satu Calon Gubernur Jawa Barat Irianto MS Syafiuddin mengaku tak gentar harus bersaing di tengah "perang bintang" pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2013. Setelah mengamati ke lima pasangan calon tersebut, ada tiga orang artis yang ikut dalam pertarungan tersebut yaitu aktor senior dan bintang iklan Dedy Mizwar, Aktor Sinetron dan Wakil Gubernur Jawa Barat saat ini Dede Yusuf dan yang ketiga adalah bintang sinetron "Bajaj Bajuri" Rieke Dyah Pitaloka yang saat ini aktif menjadi seorang politikus dari PDI Perjuangan.
Pertarungan tiga orang selebritis tersebut pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013 nanti akan menjadi sebuah Perang Bintang. Dalam era demokrasi saat ini, setiap orang mempunyaihak yang sama untuk memilih maupun dipilih, apakah itu dari kalangan artis, pengusaha, birokrat maupun elemen lainnya selama yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh undang - undang. Sedangkan untuk partai politik, siapa yang akan diusung merupakan hak atau kewenangan dari partai itu sendiri. Termasuk, apakah akan berkoalisi atau tidak.
Setiap partai yang mengusung pasangan Calon Gubernur – Calon Wakil Gubernur untuk ikut dalam Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Barat, tentunya sudah memperhitungkan dari berbagai aspek, termasuk untung -ruginya dan alasan mengapa mengusung pasangan calon tersebut.
Yang menjadi kekhawatiran semua pihak adalah bukan tak mungkin pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat kurang memberikan pembelajaran politik. Sehingga transformasi masyarakat tidak berjalan liner dan kurang mendapat akses untuk melahirkan calon-calon pemimpin yang idealis. Sementara harapan masyarakat Jawa Barat menginginkan pemimpin yang mumpuni baik kemampuan manajerial, leadership, pengalaman dalam birokrasi, dan lain sebagainya, penguasaan dan pemahamannya yang menyeluruh tentang otonomi daerah bagi seorang calon gubernur merupakan suatu keharusan.
Dalam otonomi daerah dengan segala kompleksitas permasalahannya membutuhkan figur gubernur yang tidak hanya mempunyai mimpi namun mempunyai kemampuan untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk langkah-langkah kebijakan yang strategis demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Bukan malah sebaliknya demokrasi menjadi gagap karena pembelajaran politik dimanipulasi oleh kaum elit semata. Dengan demikian perwajahan pilgub Jabar mampu menampakan jati dirinya yang sesungguhnya.
Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H