Mohon tunggu...
joko badeg
joko badeg Mohon Tunggu... -

script writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Panggung Budaya Babarsari

2 Mei 2016   23:51 Diperbarui: 2 Mei 2016   23:57 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia yang akan kita bina,
 adalah dunia baja, kaca dan tambang-tambang yang menderu.
 Bumi bakal tak lagi perawan,
 tergarap dan terbuka sebagai lonte yang merdeka.

 Nasib kita melayang seperti awan,
 Menjadi kabut dalam tidur malam,
 Menjadi surya dalam kerja siangnya,
 Kita bakal mati dalam teka teki nasib ini.


 Dengan tangan-tangan yang angkuh dan berkepal,
 Tangan-tangan yang memberontak dan bekerja,
 Tangan-tangan yang mengoyak sampul keramat,
 Tangan-tangan yang membuka lipatan surat suci,
 yang tulisannya ruwet tak bisa dibaca.

Demikianlah puisi dari WS. Rendra yang dibacakan oleh Vicky Tri Samekto untuk mengawali pembukaan panggung budaya Babarsari Spirit Damai Nusantara; Jogja The City Of Tolerance di halaman parkir rektorat universitas Atmajaya Babarsari, Yogyakarta. Jalannya acara panggung budaya Babarsari ini juga dimeriahkan oleh kekayaan budaya nusantara dalam penampilan tari tradisional Kataga dari komunitasmahasiswa Sumba NTT (Gailar), tari Likok Pulo dari komunitas mahasiswa Aceh, Hadroh dari pondok pesantren Assalafiyyah, Mlangi Yogyakarta, dan tari Yospan dari komunitas mahasiswa Waropen, Papua (IPMAWAR).

 Penampilan pentas tari diawali dari komunitas mahasiswa Sumba berhasil menjadi magnet yang menyedot perhatian mahasiswa Atmajaya yang berada dilingkungan kampus, sehingga antusias dari para mahasiswa yang turut menghadiri tersebut menambah semarak kemeriahan panggung budaya Babarsari.

Sebelumacara usai ketua panitia Our Indonesia Hersumpana memimpin simbolis denganpelepasan burung tekukur sebagai lambang perdamaian. Namun sebelumnya RomoHardiyanto memimpin doa perdamaian sebagai ungkapan rasa syukur dan mengajaksemua yang hadir untuk berdoa bersama dan membuat lingkaran. Masing masingkomunitas yang hadir diberikan kesempatan untuk melepaskan burung tekukur kealam bebas. Demikianlah akhir dari jalannya kegiatan panggung budaya Babarsari“Spirit Damai Nusantara; Jogja The CityOf Tolerance”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun