Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kurang Berkualitas

31 Oktober 2014   14:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:04 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14147164901706352593

Kemiskinan yang terjadi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi tantangan besar. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia tak akan pernah musnah selama perbedaan pendapatan dalam masyarakat masih ada. Pemerintah sejauh ini sudah melakukan berbagai cara untuk menekan jumlah masyarakat yang tergolong miskin di Indonesia. Dari tahun ke tahun memang terlihat jumlah kemiskinan tersebut terus berkurang.

Coba lihat saja dari segi jumlahnya, di tahun 2004 jumlah kemiskian absolut di Indonesia sebesar 36,1 juta jiwa. Tetapi dengan segala daya dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, di tahun 2013 kemarin, jumlah penduduk miskin di Indonesia hanya tinggal 28,07 juta jiwa. Ini sebuah prestasi yang patut diapresiasi, meskipun masalah mengenai kemiskinan tetap saja menjadi 'PR' pemerintah seterusnya.

Berbicara soal kemiskinan yang ada di Indonesia memang mengandung unsur yang sangat kompleks. Tetapi, jika kita tarik sebuah benang merah, soal kemiskinan yang ada di Indonesia sangat terkait erat dengan pembicaraan mengenai ketimpangan pendapatan.

Selama ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang semakin meningkat dan positif nilainya, tetapi kondisi tersebut kurang mampu mengurangi kemiskinan Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi dalam 3 tahun terakhir juga menunjukkan bahwa prestasi ekonomi Indonesia tergolong kokoh. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan Indonesia mencapai angka 6,5 persen. Kemudian sedikit turun pada tahun 2012 menjadi 6,3 persen. Angka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia terakhir, yakni pada tahun 2013 kemarin meski juga turun menjadi 5,8 persen, tetapi laju pertumbuhan tersebut masih positif dan cukup besar. Tetapi, ironisnya, hampir tak berpengaruh apa-apa terhadap kemiskinan Indonesia. Ada apa gerangan ?, padahal yang laju pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat secara positif menunjukkan perekonomian nasional terlihat bergerak, uang dan investasi pun juga berputar.

Di sinilah letak poin yang perlu dipahami, bahwa arus keuangan dan pendapatan yang terjadi dalam perekonomian Indonesia itu mengalir pada masyarakat golongan pendapatan menengah ke atas. mengingat selama ini, penyumbang terbesar "kue ekonomi" Indonesia masih didominasi oleh kegiatan konsumsi. Kondisi ini tercakup dalam distribusi pengeluaran per kapita menurut persentase golongan pendapatan berikut.

[caption id="attachment_370811" align="aligncenter" width="484" caption="Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita Indonesia, (diolah), sumber : Statistik Indonesia 2014, Dok.Pri"][/caption]

Dari tahun 2011 hingga 2013, kita cukup mengamati 40 persen golongan pendapatan bawah. Terlihat bahwa golongan tersebut masih terjerembab pada angka 16 persen sampai 17 persen yang mendapatkan pembagian pengeluaran (konsumsi). Artinya, memang uang dan arus investasi itu hanya berputar pesat pada golongan menengah ke atas. Dengan demikian, meskipun laju pertumbuhan ekonomi Indonesia positif dan besar, tetapi laju pertumbuhan ekonomi itu dapat dikatakan kurang berkualitas. Kebijakan perekonomian Indonesia masih kurang mampu mengangkat derajat hidup masyarakat miskin untuk keluar dari kemiskinan. Laju pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati atau "dimakan" oleh masyarakat yang memiliki mobil dan rumah besar. Sementara itu, masyarakat yang termasuk golongan ekonomi rendah, yang rumahnya terbuat dari kardus dan gerobak masih terjebak dalam kondisinya.

Kemiskinan memang tak akan pernah habis dari muka bumi Indonesia, apalagi secara kewilayahan, Indonesia itu terpecah dalam kepulauan sehingga dari segi kontrol dan koordinasi masih menjadi kendala tersendiri. Pemerintah selama ini hanya berusaha meminimalisirnya sehingga sampai masa mendatang, kemiskinan akan mampu lebih ditekan dengan kebijakan yang pro-rakyat, kebijakan ekonomi yang menumbuhkan perusahaan dalam negeri, kebijakan publik berupa pendidikan terapan kepada masyarakat golongan ekonomi rendah. Tentunya, dalam pelaksanaanya sangat memerlukan kerjasama seluruh elemen bangsa.

Jaya Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita !.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun