Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bertani Apel Yuk

8 Juni 2014   21:53 Diperbarui: 4 April 2017   17:05 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bertani buah Apel memang sangat perlu strategi yang matang karena memang tanah Indonesia sangat berbeda dengan tanah yang berada di Amerika Serikat sebagai salah satu penghasil Apel terbesar dan berkualitas di dunia. Namun jangan salah, di Indonesia juga terdapat daerah-daerah khusus sentra tani Apel juga, salah satunya di daerah Pasuruan tepatnya di kecamatan Tutur (Nongkojajar). Disana banyak terdapat petani-petani Apel yang sangat andal dan berpengalaman dalam pengusahaan tanaman buah Apel.

Tanaman Apel yang banyak diproduksi di daerah Tutur adalah jenis Apel manalagi (Apel yang manis) dan Apel hijau (warnanya hijau polos dan segar). Tanaman Apel sendiri merupakan tanaman yang cocok pada lahan dataran tinggi (untuk di Indonesia) atau lebih condong pada dataran lereng pegunungan. Setiap tahun, tanaman Apel dipanen sebanyak 2 kali atau bisa dikatakan panen per semester. Dan sangat berbeda dengan tanaman buah yang lain, Apel merupakan tanaman yang dapat dikatakan sangat "manja", khususnya di Indonesia karena sistem pengelolahan tanaman Apel dari penggarapan lahan, penanaman, pengobatan sampai masa panen memerlukan banyak perlakuan sehingga memerlukan biaya dan tenaga yang banyak pula.

Pada proses penggarapan lahan, sebaiknya tanah yang akan ditanami Apel hendaknya subur dan dipastikan banyak mengandung unsur hara yang mendukung sistem perakaran dan pertumbuhan tanaman Apel nantinya. pH tanah dijaga agar tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa. Untuk itu, tanah awalanya diberi perlakuan pemebrian pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan yang membusuk untuk menambah sifat kesuburan tanahnya sebelum melakukan penanaman tanaman Apel.

Ketika sudah siap tanam, pemilihan bibit Apel yang unggul juga perlu menjadi perhatian. Bibit Apel yang akan ditanam hendaknya sudah cukup umur sekitar 1 tahun sehingga mempunyai ketahanan yang kokoh terhadap lingkungan bebas. Perlu diketahui, terdapat pula petani yang melakukan proses penyetikan dulu bibit Apel untuk kemudian dicangkok sehingga mampu menjadikan bibit yang unggul (biasanya dari Apel hutan, jawa : Apel Alas). Jarak tanamnya pun juga perlu diperhatikan, yakni 2,5 meter. Hal tersebut dilakukan agar mampu membuat sistem perakaran yang teratur dan tidak mengganggu tanaman Apel yang lain.

Setelah ditanam, Apel dibesarkan dan dalam prosesnya perlu dilakukan pengobatan baik secara alamiah maupun memakai obat kimia untuk menambah kualitas buah yang dihasilkan nantinya juga untuk menanggulangi terserang hama dan penyakit. *** kedepannya perlu dipromosikan pemakaian obat-obatan alamiah sehingga mampu menghasilkan buah Apel Organik.

Setelah dewasa dan mulai menghasilkan buah (saat masih kecil, jawa : penthil), tanaman Apel biasanya harus diobat dengan menggunakan kombinasi obat tertentu sesuai dengan keperluan, misalnya Dithane biasanya untuk menuakan buah, Antracol mendinginkan tanaman agar daunnya tidak rontok dan tanaman menjadi hijau dan kuat, Policur biasanya berfungsi untuk mengatasi kanker dengan cara diusapkan ke setiap bagian pohon dan ranting Apel, Dormex biasanya juga untuk proses pemekaran tunas atau bakal ranting dari tanaman Apel (pucuk), Dursband (racun) yang berfungsi untuk memnberantas hama, misalnya kalau Apel terserang hama ulat tunas (pucuk) sama halnya dengan penggunaan Desis (racun). Sementara untuk penggeburan tanahnya bisa menggunakan Run-up (jawa : Rondap).
Nah, kalau ingin mematangkan (memerahkan) warna buah Apel harus menggunakan obat Sepa atau Etril.
Ok, demikian sekelumit tatacara pemeliharaan tanaman Apel.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun