Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Money

Kinerja Industri Pulp Indonesia Lesu

19 Juni 2014   19:34 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:07 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulp atau bahasa pasarnya bubur kayu akhir-akhir ini menjadi bahan baku pembicaraan perindustrian nasional. Sebagai bahan turunan CPO, kinerja perindustrian pulp nasional tampak lesu. Kondisi ini malah semakin aneh jika dibahas, sebab realitanya permintaan nasional dan permintaan dunia terhadap pulp dan temannya, yakni kertas semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh share pulp terhadap kue ekonomi di tahun 2014 ini berkisar 1,8% hingga 2%. Belum ditambah dengan potensinya menyerap tenaga kerja sekitar 2 juta karyawan (agrofarm.co.id, 2014).

Jika ditelusuri secara historis, memang terlihat bahwa pulp nasional mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang lambat dan cenderung berfluktuasi.

Data menyebutkan, mulai dari tahun 2002 hingga 2012, produksi pulp Indonesia meskipun tampak menaik, tetapi cenderung lambat dan menurun pada periode tertentu. Misalnya pada tahun 2003 - 2005 yang mencapai penurunan hingga 61%. Sama halnya pada tahun 2008 - 2009 yang mencapai 2% dan pada tahun 2012 lalu juga mengalami penurunan sekitar 13%. Khusus di tahun 2012, tampak sesuai dengan pernyataan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) memperkirakan kinerja industri bubur kertas (pulp) dan kertas hingga pertengahan 2013 masih kurang menggembirakan. Krisis ekonomi di kawasan Eropa dan maraknya kampanye hitam tentang produk kertas Indonesia diyakini sebagai biang kerok lesunya industri itu (kemenperin.go.id, 2014).

Jika direlasikan dengan kapasitas dan realisasi produksi pulp sebenarnya tampak timpang, terutama pada tahun 2007 - 2012. Oleh karenanya, pemerintah dalam hal ini kementerian perindustrian hendak meningkatkan kinerja industri pulp nasional mengingat kapasitas industri nasional di tahun 2013 lalu mencapai 33,8 juta ton.

Kondisi pulp yang melamban semakin membuka peluang perindustrian pulp nasional terbuka lebar, belum ditambah dengan permintaan pulp dan kertas dunia yang meningkat. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menyatakaan bahwa pada tahun 2014, permintaan pulp dan kertas akan semakin tinggi lagi mengingat tahun ini ada dua event besar, yaitu PEMILU dan produksi buku pelajaran sekolah tahun ajaran baru (tempo, 2014).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun